Rupiah Melemah, Simak Ulasan Soal Komponen Neraca Pembayaran Indonesia

Bareksa • 01 Oct 2018

an image
Uang rupiah kertas nominal 100.000 berserakan

Current Account sudah defisit sejak tahun 2012

Bareksa.com – Dalam setahun terakhir, pelemahan rupiah telah mencapai 10,88 persen dari Rp13.464 menjadi Rp14.929 per dolar Amerika Serikat (AS) pada 28 September 2018.

Banyak faktor yang mempengaruhi pelemahan mata uang rupiah, secara umum faktor yang mempengaruhi terbagi atas faktor eksternal (luar negeri) dan internal (dalam negeri).

Seperti yang telah diketahui, faktor eksternal salah satunya ialah membaiknya perekonomian AS sehingga menyebabkan indeks mata uang dolar AS (DXY) menguat terhadap mata uang dunia, khususnya terhadap negara berkembang termasuk rupiah Indonesia (IDR).

Namun dalam tulisan ini akan fokus terhadap faktor internal, khususnya balance of payment (neraca pembayaran) yang menyebabkan rupiah melemah melampaui ekspektasi.

Pergerakan Kurs Rupiah terhadap Dolar AS 1 Tahun Terakhir (per 28 September 2018)

Sumber : Bareksa.com

Balance of Payment

Bank Indonesia (BI) mencatat neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2018 kembali mengalami defisit. Pada periode ini, defisit neraca pembayaran Indonesia mencapai US$4,3 miliar.

Direktur eksekutif Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Yati Kurniawati mengatakan defisit NPI pada kuartal II seiring meningkatnya transaksi berjalan dan masih rendahnya transaksi perdagangan RI.

Adapun defisit transaksi berjalan kuartal II 2018 tercatat US$8 miliar atau 3 persen dari PDB. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada kuartal II 2018 yang hanya US$5,5 miliar atau 2,2 persen dari PDB.

Breakdown Balance of Payment

Secara sederhana, neraca pembayaran terdiri dari dua kelompok besar.

Pertama, adalah akun lancar (current account) atau transaksi berjalan. Akun lancar terdiri dari ekspor dan impor barang dan jasa, baik jasa faktor produksi (upah/gaji untuk balas jasa tenaga kerja, bunga untuk balas jasa modal, dan laba atau repatriasi laba), serta selebihnya adalah jasa non-faktor produksi seperti transportasi, asuransi, dan turisme.

Jika akun lancar surplus, berarti suatu negara lebih banyak menjual barang dan jasa ke luar negeri ketimbang membeli barang dan jasa dari luar negeri. Sebalikya, jika akun lancar defisit, berarti terjadi karena membeli barang dan jasa dari luar negeri (impor) lebih banyak daripada menjual barang dan jasa ke luar negeri (ekspor).

Kedua, capital account dan financial account, yang berfungsi untuk menutup defisit akun lancar. Jumlah capital account sangat kecil, sehingga untuk menyederhanakan analisis, bisa hanya focus pada FA

Jika defisit akun lancar lebih besar dari surplus akun finansial, maka neraca pembayaran mengalami defisit dan defisit itu ditutupi oleh cadangan devisa.

Reserves and Related Items

Untuk mengetahui neraca pembayaran mengalami surplus atau defisit, langsung saja tengok pos reserves and related items. Jika pos ini bertanda positif berarti neraca pembayaran mengalami defisit dan sebaliknya jika bertanda negatif berarti neraca pembayaran menikmati surplus.

Pos Net Errors and Omissions

Berfungsi menampung transaksi luar negeri yang tak terlacak dan kesalahan pencatatan.

(AM)