Saham ABBA Meroket 340 Persen dalam Sepekan, Bagaimana Kinerja Keuangannya?

Bareksa • 27 Sep 2018

an image
Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Erick Thohir (tengah) menyampaikan keterangan kepada wartawan usai memimpin rapat perdana bersama TKN KIK di Jakarta, Rabu (12/9). (ANTARA FOTO/Christie)

Awal mula penurunan kinerja keuangan ABBA dimulai pada 2015

Bareksa.com - Harga saham PT Mahaka Media Tbk (ABBA) pada perdagangan 26 September 2018 kembali menguat signifikan. Hingga penutupan perdagangan, saham ABBA naik 12,82 persen ke Rp220 per saham.

Dalam waktu sekitar sepekan harga saham ini telah naik 340 persen dari sebelumnya hanya Rp50 per saham

Berdasarkan aktivitas broker summary, sejak 10 September 2018 hingga perdagangan kemarin, tiga anggota bursa yang paling banyak membeli saham ABBA antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai pembelian Rp3,7 miliar, kemudian Panin Sekuritas (GR) Rp2 miliar, dan Nomura Indoensia (FG) Rp1,9 miliar.

Meski demikian dari sisi laporan keuangan perusahaan yang terakhir 2017, ABBA masih membukukan kerugian Rp27,8 miliar. Kerugian itu seiring penurunan pendapatan 13,6 persen menjadi Rp267 miliar dari sebelumnya Rp309 miliar.

Pergerakan Pendapatan Dan Laba ABBA

Sumber: Bareksa.com

Kontribusi terbesar pendapatan konsolidasi selama tahun 2017 adalah dari iklan Rp232,3 miliar atau setara 86,69 dari total pendapatan konsolidasi.

Adapun awal mula penurunan kinerja ABBA dimulai pada 2015, perusahaan membukukan rugi konsolidasi sebesar Rp45,4 miliar,  mengalami penurunan sebesar Rp53,1 miliar atau 684,57 persen dibandingkan laba bersih konsolidasi 2014 sebesar Rp7,7 miliar.

Disampaikan dalam laporan tahunan 2015, hal ini terutama disebabkan penurunan pendapatan iklan, kerugian restrukturisasi, impairment nilai goodwill dan penyisihan piutang ragu-ragu.

Direktur Utama Mahaka Media Adrian Syarkawie sebelumnya menargetkan dapat membukukan laba bersih Rp6 miliar pada tahun ini setelah pada dua tahun sebelumnya perseroan masih menderita kerugian.

Adrian menyampaikan perseroan akan menggenjot laba konsolidasi dari seluruh lini terutama dari iklan. Segmen iklan memang merupakan kontributor laba bersih pendapatan perseroan yaitu 70-75 persen.

“Meski data menunjukkan belanja iklan pada semester I 2018 drop, tapi potensinya tetap besar. Kami mendorong dari sisi yang lebih potensial makanya perseroan lebih push iklan daripada dari segmen event,” ungkap Adrian.

Setelah tidak bisa diperdagangkan sejak 19 September 2018, saham ABBA melepas status suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai Rabu, 26 September 2018. Hasilnya, saham ABBA kembali menguat tajam.

Menutup sesi I, saham perusahaan milik Erick Thohir ini melompat 12,82 persen ke level Rp220. Sebelum mengakhiri sesi I, saham ABBA sempat menyentuh level tertingginya Rp250 dengan catatan frekuensi 192 kali dengan volume 52.946 lot.

Harga saham ABBA berpotensi mencapai level tertingginya sejak 18 April 2011. Saat itu, saham ABBA berada pada level Rp215. Sementara,jika ditarik jauh ke belakang, sejak IPO pada 3 April 2002, saham ABBA pernah mencapai level tertinggi Rp395 yang terjadi pada 13 Mei 2002.

Meski begitu, pada pagi ini, Kamis 27 September 2018, pukul 09.38 harga saham ABBA turun di level Rp199 pers saham.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.