Lepas Suspensi, Saham ABBA Meroket Bisa Sentuh Level Tertinggi dalam 7 Tahun

Bareksa • 26 Sep 2018

an image
Karyawan berada di bawah monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (19/12). IHSG kembali mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masa naik 33,70 poin atau 0,55 persen menjadi 6.167,67 setelah sebelumnya juga sempat rekor di 6.113,653 pada Kamis 14 Desember 2017. (ANTARA FOTO/Sigid K)

Pada 28 Februari 2011, saham ABBA berada pada level Rp235

Bareksa.com – Setelah tidak bisa diperdagangkan sejak 19 September 2018, akhirnya saham PT Mahaka Media Tbk (ABBA) melepas status suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai hari ini (Rabu, 26 September 2018). Hasilnya, saham ABBA kembali menguat tajam.

Menutup sesi I, saham perusahaan milik Erick Thohir ini melompat 12,82 persen ke level Rp220. Sebelum mengakhiri sesi I, saham ABBA sempat menyentuh level tertingginya Rp250 dengan catatan frekuensi 192 kali dengan volume 52.946 lot.

Lagi-lagi, para investor bertransaksi saham ABBA melalui broker Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Sebagai pembeli, broker dengan kode YP ini mencatat volume 755.061 saham pada harga rata-rata Rp217. Sementara sebagai penjual Mirae mencatat volume 731.232 saham pada harga rata-rata Rp219.

Total transaksi saham ABBA hingga sesi I mencapai 2,56 juta lot dengan frekuensi 14.007 kali bernilai Rp55,64 miliar.

Intraday Saham ABBA Sesi I Perdagangan Rabu, 26 September 2018

Sumber: Bareksa.com

Harga saham ABBA pada hari ini berpotensi menjadi level tertingginya sejak 18 April 2011. Saat itu, saham ABBA berada pada level Rp215. Sementara,jika ditarik jauh ke belakang, sejak IPO pada 3 April 2002, saham ABBA pernah mencapai level tertinggi Rp395 yang terjadi pada 13 Mei 2002.

Pergerakkan Saham ABBA Sejak 28 Februari 2011 – 18 September 2018

Sumber: Bareksa.com

Dengan harga penutupan sesi I hari ini, maka saham ABBA telah naik 340 persen dari posisi Rp50 per akhir 2017 menjadi Rp220.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.