Pelemahan Rupiah Bisa Dongkrak Ekspor ke AS, Ini Peluang Saham WOOD

Bareksa • 20 Sep 2018

an image
Pengunjung memilih furnitur di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Senin (10/9). Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia meminta dukungan pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk mewujudkan target penjualan furnitur sebesar 5 miliar USD pada akhir 2019. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Pada perdagangan Rabu, Saham WOOD ditutup melonjak 6,72 persen berakhir di level Rp635 per saham

Bareksa.com - Harga saham PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) pada perdagangan Rabu, 19 September 2018, ditutup melonjak 6,72 persen dengan berakhir di level Rp635 per saham. Saham WOOD ditransaksikan sebanyak 2.976 kali dengan nilai transaksi Rp57,06 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham WOOD pada perdagangan kemarin antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai pembelian Rp6,91 miliar, kemudianTrimegah Sekuritas (LG) Rp6,27 miliar, dan Sinarmas Sekuritas (DH) Rp5,25 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi WOOD secara keseluruhan yaitu 12,11 persen, 10,99 persen, dan 9,2 persen.

WOOD Perkuat Pasar Amerika Serikat

Integra Indocabinet, produsen mebel dan funitur kayu, siap memperkuat pasar ekspor ke Amerika Serikat (AS), untuk meningkatkan menangkap peluang dari perang dagang.

Direktur Integra Indocabinet, Wang Sutrisno, mengungkapkan saat ini perseroan lebih banyak melakukan ekspor ke AS. Dia optimistis dengan adanya perang dagang antara AS dengan China, potensi peningkatan ekspor ke AS semakin besar.

Selain AS, Wang mengatakan, perseroan juga bakal memperkuat pasar di Asia Tenggara, Eropa dan Uni Emirates Arab.

Hingga Juni 2018, penjualan emiten berkode WOOD ini mencapai Rp905,71 miliar, tumbuh 7 persen jika dibandingkan dengan posisi Rp846,23 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun berdasarkan komposisi penjualan, sebanyak Rp674,92 miliar atau 74,5 persen di antaranya diekspor dan sisanya dijual di dalam negeri. Di tengah kondisi pelemahan nilai tukar rupiah, WOOD berpotensi mencatatkan raihan laba yang lebih tinggi.

Dia mengatakan, penguatan dolar AS akan membuat kinerja WOOD semakin positif. Dia optimistis, pertumbuhan penjualan 15 - 20 persen dapat tercapai hingga akhir tahun ini.

Menurutnya, pada kuartal IV, masyarakat di luar negeri sangat antusias merayakan Natal dan Thanks Giving. Selain itu, penjualan pada semester II akan dalam tren meningkat mengingat anggaran belanja pemerintah lebih banyak direalisasikan pada akhir tahun.

Analisis Teknikal


Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham WOOD pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang besar menggambarkan saham ini bergerak atraktif dengan naik signifikan hingga ditutup satu tick di bawah level tertingginya.

Secara volume menunjukkan lonjakan tajam menandakan saham WOOD ramai ditransksikan oleh para pelaku pasar. Selain itu, investor asing terlihat melakukan pembelian bersih (net buy) pada saham ini senilai Rp3,91 miliar.

Apabila dilihat dari trennya, saham WOOD masih berada dalam fase strong major uptrend yang tercermin dari posisi harganya yang di atas MA 5 > MA 20 > MA 60.

Disamping itu, indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat untuk menguji target terdekat di resisten pada level Rp660.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.