Bareksa.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) melanjutkan sikap tegasnya kepada saham-saham yang bergerak liar. Tak hanya memberikan status suspensi, tapi BEI juga mendorong perusahaan terkait untuk menggelar public expose insidentil.
Seperti yang dialami PT Mahaka Media Tbk (ABBA). Harga saham ABBA yang naik 190 persen dalam 4 hari secara beruntun dari Rp50 menjadi Rp145 sudah mendapatkan status tak wajar pada 13 September 2018.
Sehari kemudian, saham ABBA masih juga bergerak naik. Alhasil, BEI pun menyematkan status suspensi atau tidak bisa diperdagangkan sementara yang berlaku pada Senin, 17 September 2018.
Pada hari ini, Selasa, 18 September 2018, BEI pun akhirnya melepas status suspensi saham ABBA. Tapi pelepasan status ini dengan syarat perseroan menggelar public expose insidentil. Dalam keterbukaan informasi, perseroan telah menetapkan penyelenggaraan public expose insidentil pada Kamis, 20 September 2018.
Rencananya, gelaran itu akan berlangsung di Ruang Auditorium BEI mulai pukul 14:00 WIB.
Meskipun masih berselang dua hari lagi, nyatanya saham ABBA kembali bergerak liar. Hingga pukul 11:21 WIB, saham ABBA kembali melesat ke level Rp185 atau naik 27,58 persen dari penutupan sebelum suspensi Rp145.
Intraday Saham ABBA Hingga Pukul 11:21 WIB Perdagangan Selasa, 18 September 2018
Sumber: Bareksa.com
Pada perdagangan hari ini, sebenarnya saham ABBA sempat dibuka turun ke level Rp143. Namun secara perlahan kembali naik dan sempat menyentuh level tertinggi baru Rp190.
Dalam transaksi saham ABBA hari ini, broker Mirae Asset Sekuritas Indonesia berperan sebagai pembeli dan penjual terbanyak. Sebagai pembeli, broker dengan kode YP ini mentransaksikan sebanyak 641.887 saham pada harga rata-rata Rp178.
Sementara, sebagai penjual saham ABBA, Mirae Asset mencatat volume 601.347 saham pada harga rata-rata Rp178.
Adapun jelang penutupan sesi I hari ini, saham total volume transaksi saham ABBA telah mencapai lebih dari 2,2 juta lot dengan frekuensi lebih dari 9.700 kali bernilai lebih dari Rp39,41 miliar.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.