Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 7 September 2018 :
Fed Funds Rate
Suku bunga acuan Amerika Serikat, Federal Funds Rate (FFR) diprediksikan naik bulan ini. Hal itu terjadi setelah upah pekerja di Amerika Serikat (AS) meningkat pada Agustus 2018.
Perusahaan-perusahaan di AS juga telah menambah jumlah pekerja sebanyak 198.000 pada Agustus, meningkat dibandingkan pada Juli sebanyak 157.000 orang. Hasilnya, tingkat pengangguran AS turun menjadi 3,8 persen atau di level terendah sejak 1969.
Upah pekerja di AS juga meningkat sehingga memberikan sinyal bakal adanya kenaikan FFR tahun ini. Namun, investor masih ragu bakal ada kenaikan FFR di sisa tahun ini, kecuali upah pekerja AS masih akan terus mengalami kenaikan.
PT Sentul City Tbk (BKSL)
Anak usaha PT Sentul City Tbk (BKSL), yakni PT Natura City Developments berencana melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham tahun ini. Perseroan berniat memperoleh dana segar Rp286 miliar hingga Rp364 miliar melalui aksi tersebut.
Rencananya, Natura City bakal menerbitkan sebanyak 49 persen saham baru ke publik dengan harga Rp110-140 per saham. Perseroan akan menggunakan sebanyak 72 persen dana hasil IPO saham untuk membayar utang, 20 persen membeli lahan tambahan di Serpong dan sisanya untuk modal kerja.
Manajemen Natura City melihat rencana IPO saham tahun ini merupakan waktu yang tepat. Karena ketika rupiah melemah, pemegang valuta asing (valas) dapat membeli saham properti karena lebih murah.
Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) telah membeli surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder senilai Rp31,37 triliun. Langkah itu dilakukan sebagai salah satu upaya menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
BI mengaku telah melakukan intervensi ganda untuk membuat nilai tukar rupiah stabil. Dua intervensi yang dilakukan BI adalah membeli SBN di pasar sekunder dan melakukan intervensi valuata asing.
Dalam lima hari terakhir, BI telah membeli SBN sebanyak Rp10,68 triliun. Sehinga, pembelian SBN oleh BI secara year to date (YtD) mencapai Rp31,37 triliun.
Obligasi FIF dan CIMB Niaga
PT Federal International Finance (FIF Group) dan PT Bank Cimb Niaga Tbk (BNGA) bakal menerbitkan obligasi senilai Rp2,75 triliun. FIF akan menerbitkan obligasi Rp1,5 triliun sedangkan Bank CIMB Niaga senilai Rp1,25 triliun.
FIF menawarkan obligasinya dengan kupon 7,5 – 8,75 persen. Sementara Bank CIMB Niaga akan menawarkan obligasi dengan kupon 7,5 – 8,8 persen.
FIF membagi obligasinya dalam dua seri, yakni seri A berkupon 7,5 persen dengan tenor 370 hari dan seri B dengan kupon 8,75 persen bertenor tiga tahun akan mencatatkan obligasinya pada 26 September 2018.
Bank CIMB Niaga membagi obligasinya dalam tiga seri, seri A berkupon 7,5 persen dengan tenor 370 hari, seri B berkupon 8,5 persen dengan tenor tiga tahun dan seri C memiliki kupon 8,8 persen dengan tenor selama lima tahun.
Kementerian PUPR
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengusulkan tambahan anggaran Rp8,7 triliun dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Apabila terealisasi, anggaran Kementerian PUPR akan meningkat menjadi Rp110,7 triliun dari sebelumnya Rp102 triliun.
Peningkatan anggaran tersebut akan dialokasikan untuk pencapaian Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Rp2,1 triliun. Tambahan anggaran juga akan dialokasikan untuk penguatan sumber daya manusia (SDM) Rp6,7 triliun.
Tambahan anggaran untuk RPJN di antaranya akan dialokasikan untuk penanganan jalan Trans Papua dan Bts. Kota Serang-Pandeglang. Dana itu juga akan digunakan untuk pembangunan jalan perbatasan Nusa Tenggara Timur, Trans Maluku, Kawasan Wisata, Likupang, Labuan Bajo dan Lingkar Nias.
(AM)