BI dan Pemerintah Berupaya Selamatkan Rupiah, Masyarakat Bisa Berperan 6 Hal Ini

Bareksa • 06 Sep 2018

an image
Pelajar menunjukan uang baru saat Sosialisasi Penerbitan Uang Tahun Emisi 2016 di Kota Gorontalo, Gorontalo, Rabu (18/1). kegiatan tersebut merupakan upaya Bank Indonesia dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ciri, desain dan latar belakang penerbitan uang baru Rupiah tahun emisi 2016. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/pras/17.

Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan masyarakat untuk turut berkontribusi

Bareksa.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak relatif flat pada perdagangan kemarin, meskipun akhirnya mampu ditutup sedikit menguat dibandingkan sehari sebelumnya.

Dilansir dari Reuters, pada penutupan kemarin mata uang Garuda dihargai Rp14.875 per US$, atau menguat 0,4 persen dibandingkan penutupan sehari sebelumnya. Tampaknya langkah yang ditempuh Bank Indonesia (BI) secara perlahan mulai menunjukkan dampak di pasar.


Sumber: Reuters

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan Bank Sentral terus melakukan langkah konkret jangka pendek dengan mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Beberapa langkah BI tersebut antara lain :

1. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ialah hal yang dinilai paling utama untuk bersama-sama menyelamatkan rupiah.

2. BI melakukan stabilisasi dengan penyesuaian suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate, menawarkan swap valas dan hedging dengan bunga murah serta melakukan intervensi ganda di pasar. Terkait dengan intervensi, dalam 4 hari terakhir, BI telah menggeleontorkan dana dengan melakukan pembelian kembali (buyback) di pasar SBN hingga Rp11,9 triliun. Sedangkan terkait dengan swap, BI terus melakukan koordinasi dengan pengusaha agar mau membawa dan mengkonversi Devisa Hasil Ekspor (DHE) ke dalam rupiah. Hingga kuartal II 2018 jumlah DHE yang telah dikonversi ke rupiah baru US$4,4 miliar. Selain itu, BI juga akan berupaya meningkatkan kembali ekspor agar DHE lebih banyak.

3. BI dan pemerintah akan berupaya menurunkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang melebar hingga 3,04 persen di kuartal II 2018. Berbagai kebijakan telah dirumuskan bersama-sama untuk menekan impor agar CAD dapat mengecil. Salah satunya ialah implementasi B20 yang diharapkan dapat mengurangi impor minyak serta meningkatkan ekspor kelapas sawit (crued palm oil/CPO) yang pada akhirnya bisa menghemat negara hingga US$2 miliar.

4. Pemerintah dan BI juga akan berupaya untuk mendorong pengembangan sektor pariwisata yang diharapkan bisa menambah jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia lebih banyak lagi, sehingga bisa menambah cadangan valuta asing (valas) dari devisa.

Peran Masyarakat

Selain beberapa upaya yang telah dilakukan oleh BI maupun pemerintah, sebenarnya peran masyarakat juga sangat penting untuk sama-sama menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Menurut pandangan Bareksa, berikut beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan masyarakat untuk turut berkontribusi menguatkan nilai tukar rupiah :

1. Jangan panik dan menyebarkan berita yang tidak benar (hoax). Menyebarkan berita hoax terkait dengan menyamakan kondisi sekarang dengan kondisi saat krisis tahun 1998 adalah hal keliru yang bisa menyebabkan kepanikan di masyarakat. Padahal faktanya, data menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia di 2018 sudah sangat jauh berbeda dibandingkan 1998. Jangan jadi pihak yang provokatif, tapi mari jadi pihak yang suportif!

2. Membeli produk “made in Indonesia”. Dengan membeli produk buatan dalam negeri, akan mengurangi permintaan kita terdahap produk luar yang sebenarnya tidak bagus untuk perekonomian karena menyebabkan banyak dolar AS ke luar negeri. Cintai produk-produk Indonesia!

3. Menunda beli produk elektronik yang tidak begitu perlu. Tidak bisa dipungkiri banyak produk elektronik berasal dari luar negeri yang dibeli dengan dolar AS. Karena itu, menunda pembelian produk elektronik akan mencegah dolar AS ke luar negeri. Mari manfaatkan produk elektronik yang sudah ada di rumah!

4. Menunda traveling ke luar negeri. Plesiran ke luar negeri sebenarnya tidak baik untuk perekonomian, mengingat tentu dibutuhkan dolar untuk bertransaksi di sana yang pada akhirnya turut meningkatkan kebutuhan dolar di dalam negeri. Daripada jauh-jauh ke luar negeri, bukankah Indonesia dengan segala keindahan alamnya juga menawarkan hal yang serupa?

5. Gunakan transportasi publik. Terdengar sederhana mungkin, namun dengan menggunakan moda transportasi massal, akan menurunkan kebutuhan minyak mentah yang menjadi salah satu sumber defisit besar untuk negara ini. Ayo naik bus dan kereta!

6. Tukar tabungan dolar AS ke rupiah. Bagi Anda yang memiliki dolar AS, sebaiknya segera konversikan dolar AS Anda agar rupiah semakin cepat pulih. Jangan menjadi spekulan yang justru mengambil keuntungan di saat negara sedang kesulitan, yang pada akhirnya bisa merugikan kepentingan bersama seluruh masyarakat Indonesia. Saatnya membuktikan, ingin jadi bagian nasionalis atau oportunis?

(AM)