Penjualan Alat Berat Naik, Bagaimana Prospek Saham UNTR?

Bareksa • 26 Jul 2018

an image
Alat Berat Komatsu Milik PT United Tractors Tbk (UNTR)

Saham UNTR pada perdagangan Rabu 25 Juli 2018 ditutup melonjak 5,01 persen di level Rp34.550

Bareksa.com - Harga saham PT United Tractors Tbk (UNTR) pada perdagangan Rabu 25 Juli 2018 ditutup melonjak 5,01 persen dengan berakhir di level Rp34.550 per saham. UNTR bergerak cukup atraktif pada perdagangan kemarin dengan menjadi saham peringkat ketujuh dengan nilai transaksi perdagangan terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp180,90 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham UNTR pada perdagangan kemarin antara lain Credit Suisse Sekuritas (CS) dengan nilai pembelian Rp36,13 miliar, kemudian Mandiri Sekuritas (CC) Rp32,57 miliar, dan Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp29,36 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi UNTR secara keseluruhan yaitu sebesar 19,97 persen, 18,00 persen, dan 16,23 persen.

Penjualan Semester I-2018

Emiten alat berat dan kontraktor Grup Astra ini membukukan penjualan alat berat sebanyak 2.400 unit pada semester I/2018. Volume itu mencakup 53,33 persen dari target sepanjang tahun sejumlah 4.500 unit.

Investor relations United Tractors Ari Setiyawan menyampaikan pada semester I 2018 perusahaan sudah membukukan penjualan alat berat sejumlah 2.400 unit. Volume itu meningkat 37,06 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan semester I 2017 sebanyak 1.751 unit.

Sumber: Laporan Operasi Perusahaan Juni 2018

Pasar di sektor tambang mendominasi penyerapan sebesar 55 persen, kemudian konstruksi 21 persen, perkebunan 15 persen, dan kehutanan 9 persen. Moncernya penjualan di sektor tambang didukung harga batu bara yang bergerak positif.

“Pada bulan Juni 2018, penjualan Komatsu mencapai 303 unit. Adapun, pencapaian semester I/2018 membuat pangsa pasar kami mencapai 36 persen,” paparnya dalam publikasi investor, Rabu (25 Juli 2018) seperti dilansir dari Bisnis.com.

Corporate Secretary United Tractors, Sara K. Loebis menyampaikan faktor pendukung penjualan alat berat didominasi sektor tambang karena harga batu bara yang positif. Untuk memacu penjualan dalam bisnis alat berat, perusahaan memastikan layanan purna jual untuk menopang kinerja konsumen.

Tahun ini, UNTR membidik penjualan alat berat sejumlah 4.500 unit, tumbuh 18,79 persen yoy dari realisasi 2017 sebanyak 3.788 unit. Artinya, raihan pada semester I/2018 mencapai 53,33 persen dari target setahun penuh.

Bisnis Batu Bara

Sementara itu, Ari menyebutkan, kinerja divisi kontraktor tambang melalui PT Pamapersada Nusantara juga mengalami peningkatan. Dalam 6 bulan pertama 2018, produksi batu bara naik 8,22 persen yoy menjadi 56,6 juta ton dari sebelumnya 52,3 juta ton.

Sumber: Laporan Operasi Perusahaan Juni 2018

Volume pengupasan lapisan penutup pada Januari hingga Juni 2018 pun tumbuh 23,27 persen yoy menuju 444,9 juta bank cubic meter (BCM) dari sebelumnya 360,9 juta BCM. Pada Juni 2018, volume produksi batu bara mencapai 9,7 juta ton, sedangkan pengupasan lapisan penutup 78,2 juta BCM.

Sumber: Laporan Operasi Perusahaan Juni 2018

“Kinerja operasional menurun dari Mei 2018 saat produksi mencapai 10,4 juta ton, dan pengupasan lapisan penutup 83,5 juta BCM. Sebelumnya sejak Desember 2017 sampai dengan Mei 2018 kinerja operasional menunjukkan tren bertumbuh,” paparnya.

Penjualan batu bara pada semester I 2018 mencapai 4,42 juta ton, tumbuh 21,59 persen yoy dari sebelumnya 3,63 juta ton. Pada bulan Juni 2018, penjualan batu hitam sejumlah 532.000 ton, naik dari bulan sebelumnya 516.000 ton.

Analisis Teknikal

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle UNTR pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang besar menggambarkan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar hingga ditutup tiga tick di bawah level tertingginya.

Volume menunjukkan lonjakan signifikan menandakan ada akumulasi beli yang besar pada saham UNTR. Selain itu, investor asing juga tampak memborong saham ini dengan mencatatkan net buy pada perdagangan kemarin senilai Rp52,43 miliar.

Kemudian indikator relative strength index (RSI) terlihat mulai bergerak naik serta masih berada di sekitar area netral mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan potensi target terdekat di resisten pada level Rp38.200. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.