Berita Hari Ini : BI Prediksi CAD US$25 Miliar, Kredit Bank Tumbuh 10,7 Persen

Bareksa • 26 Jul 2018

an image
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi oleh Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto (kiri) dan Mirza Adityaswara (kanan) memberikan keterangan pers seusai mengadakan Rapat Dewan Gubernur di Jakarta. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Lima saham baru masuk daftar LQ45, BDMN salurkan kredit Rp133,9 triliun, 4 tol prakarsa segera diajukan ke Menteri PUPR

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 26 Juli 2018 :

Defisit Transaksi Berjalan

Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) tahun ini bisa membengkak jadi US$25 miliar, dari tahun lalu US$17,53 miliar. Jumlah tersebut setara dengan 1,73 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Dengan potensi CAD yang meningkat, perlu ada penanaman modal asing (PMA) yang masuk. Langkah jangka pendek yang diambil BI untuk meredam pembengkakan CAD adalah dengan mereaktivasi sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor sembilan dan 12 bulan. 

Selama ini bank menggunakan sertifikat deposito Bank Indonesia (SDBI). Kini BI membuka SBI boleh dibeli asing, sementara SDBI tidak dapat dibeli asing. Dengan begitu bank akan menjual SBI kepada investor asing sehingga ada instrumen lainya yang disediakan BI untuk merangsang investor asing masuk ke Indonesia. 

Indeks LQ 45 

Bursa Efek Indonesia (BEI) memperbaharui daftar saham yang masuk Indeks liquid 45 (LQ45) atau saham-saham paling likuid di pasar modal Indonesia. Daftar ini berlaku untuk periode Agustus 2018 sampai dengan Januari 2019.

Terdapat lima saham baru yang masuk ke daftar ini, yaitu PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (IKNP), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

Sementara lima saham yang keluar dari daftar ini adalah PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Hanson International Tbk (MYRX), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Trada Alam Mineral Tbk (TRAM).

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) telah menyalurkan kredit dan trade finance senilai Rp133,9 triliun sepanjang semester I 2018. Jumlah itu meningkat 4,33 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp128,34 miliar. 

Sepanjang semester I tahun ini, portofolio kredit perseroan terus bergeser menuju segmen non mass market. Kredit di segmen usaha kecil dan menengah (UKM) meningkat 14 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp30,4 triliun. 

Sementara itu, kredit pemilikan rumah (KPR) tumbiuh 40 persen menjadi Rp6,9 triliun. Total kredit dan trade finance Bank Danamon tumbuh 4 persen. 

Penyaluran Kredit Perbankan

Penyaluran kredit perbankan selama semester I 2018 tumbuh 10,75 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Angka penyaluran kredit perbankan periode enam bulan awal tahun ini mencapai Rp5.012 triliun. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, kredit perbankan Juni 2018 meningkat 10,26 persen dibandingkan Mei 2018. Sementara pertumbuhan kredit sepanjang semester I 2018 ditopang oleh sektor perdagangan besar dan industri pengolahan. 

Di sisi lain, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang dilakukan perbankan sepanjang semester I 2018 tumbuh 6,99 persen dibandingkan semester I tahun lalu. Sedangkan rasio non-performing loan (NPL) gross perbankan saat ini 2,67 persen.  

Empat Tol Prakarsa

Sebanyak empat ruas tol yang diajukan badan usaha telah memiliki dokumen yang cukup untuk diajukan kepada Menteri pekerjaan Umum dan Perumahan. Sementara studi kelayakan tiga dari empat ruas tol prakarsa itu sudah diproses dan selangkah lagi untuk mendapatkan izin menteri. 

Tiga tol yang selangkah lagi mendapatkan izin adalah Sentul Selatan – Karawang sepanjang 61,5 kilometer (km) dengan nilai investasi Rp14,8 triliun, Bogor – Serpong sepanjang 31,51 km dengan nilai investasi Rp9,2 triliun dan Tomang – Pluit – Bandara Soekarno Hatta sepanjang 22 km dengan nilai investasi Rp7,1 triliun.

Satu ruas tol, yakni tol dalam kota Cikunir – Karawaci sepanjang 47 km dengan nilai investasi Rp23,47 triliun masih dalam proses prastudi kelayakan. 

Empat ruas tol tersebut merupakan bagian dari delapan ruas tol usulan badan usaha dengan nilai total investasi Rp140,15 triliun.

Delapan ruas prakarsa tersebut diharapkan bisa mendapat kepastian persetujuan pembangunan tahun ini untuk selanjutnya dilelang secara terbuka. 

(AM)