Berita Hari Ini : Utang Luar Negeri Indonesia Melambat, ANTM Siapkan Refinancing

Bareksa • 17 Jul 2018

an image
Petugas menghitung pecahan Dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta - (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Emiten alat berat dan kontraktor UNTR membukukan penjualan alat berat 2.907 unit pada Januari - Mei 2018

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 17 Juli 2018 :

Utang Luar Negeri (ULN)

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh melambat pada akhir Mei 2018. Menurut catatan Bank Indonesia (BI), ULN Indonesia pada akhir Mei 2018 adalah US$358,6 miliar, terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral US$182,5 miliar dan utang swasta termasuk BUMN US$176,1 miliar.

Angka ULN Indonesia tumbuh 6,8 persen (yoy) pada akhir Mei 2018, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 7,8 persen (yoy).

Perlambatan terjadi baik di ULN sektor pemerintah maupun ULN sektor swasta. Dalam rilisnya, BI mengatakan, pelambatan ULN pemerintah dipengaruhi oleh penjualan surat berharga negara (SBN) domestik oleh investor asing.

Kepemilikan SBN domestik oleh investor asing turun hingga US$1,1 miliar selama Mei 2018. Ini merupakan imbas dan antisipasi atas rencana Federal Reserve yang menaikkan tingkat suku bunga pada Juni 2018.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

ANTM menyiapkan upaya refinancing untuk membayar obligasi Rp900 miliar yang jatuh tempo pada 14 Desember 2018.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia, emiten dengan kode saham ANTM itu memiliki dua surat utang yang sedang berjalan, yakni Obligasi Berkelanjutan I Antam Tahun 2011 seri A dan seri B. Masing-masing seri memiliki nilai Rp900 miliar dan Rp2,1 triliun.

Obligasi seri A jatuh tempo pada 14 Desember 2018 memiliki bunga 8,375 persen per tahun. Adapun, obligasi seri B yang jatuh tempo pada 14 Desember 2021 memiliki bunga 9,05 persen per tahun.

Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo, meyampaikan perusahaan siap melunasi obligasi senilai Rp900 miliar yang jatuh tempo pada Desember 2018. Karena itu, manajemen akan menyiapkan refinancing utang.

PT United Tractors Tbk (UNTR)

Emiten alat berat dan kontraktor UNTR membukukan penjualan alat berat 2.907 unit pada Januari - Mei 2018. Volume itu mencakup 46,6 persen target sepanjang tahun sejumlah 4.500 unit.

Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis, menyampaikan dalam jangka waktu 5 bulan pertama 2018, perusahaan sudah membukukan penjualan alat berat sejumlah 2.907 unit. Volume penjualan itu melonjak 40,93 persen year on year (yoy) dari Januari - Mei 2017 yang sebanyak 1.488 unit.

Pasar di sektor tambang mendominasi penyerapan 55 persen, kemudian konstruksi 22 persen, perkebunan 15 persen dan keutanan 8 persen. Tingginya penjualan di sektor pertambangan didukung harga batu bara yang bergerak positif

PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA)

Emiten alat berat HEXA membukukan penjualan alat berat 495 unit pada kuartal II 2018, atau 22,95 persen dari target tahun fiskal 2018 sebanyak 2.000 unit.

Chief Marketing Officer Hexindo Adiperkasa, Djonggi Gultom, menyampaikan realisasi penjualan alat berat pada awal kuartal masih sesuai target perseroan, yakni sejumlah 495 unit. Volume itu mencakup 22,95 persen dari target tahun fiskal 2018 sebesar 2.000 unit.

PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP)

Penyaluran kredit NISP di sektor pertanian masih tumbuh dua digit. 

Presiden Direktur NISP, Parwati Surjaudaja, mengatakan hingga paruh pertama tahun ini penyalurkan kredit sektor pertanian tumbuh 10 - 15 persen. Selain itu, perbankan mampu mempertahankan NPL di bawah 2 persen.

Sayangnya Parwati belum merinci posisi penyaluran kredit pertanian OCBC NISP per Juni 2018.

(AM)