Apakah Saham BBTN Sudah Masuk Fase Bullish?

Bareksa • 10 Jul 2018

an image
Pialang memperhatikan pergerakan saham di kantor Danareksa Sekuritas, Jakarta, Jumat (9/3). Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 9,69 poin atau 0,15 persen ke 6.433,32. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Pada perdagangan Senin 9 Juli 2018, saham BBTN ditutup melonjak 8,37 persen di level Rp2.330

Bareksa.com - Harga saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) pada perdagangan Senin 9 Juli 2018, ditutup melonjak 8,37 persen di level Rp2.330 per saham. Adapun saham BBTN ditransaksikan sebanyak 5.342 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp113,30 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham BBTN pada perdagangan kemarin antara lain Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) dengan nilai pembelian Rp25,17 miliar, kemudian RHB Sekuritas (DR) Rp18,10 miliar, dan Mandiri Sekuritas (CC) Rp16,44 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi BRPT secara keseluruhan yaitu sebesar 22,22 persen, 15,98 persen, dan 14,51 persen.

Relaksasi LTV, BBTN Proyeksi KPR Tumbuh 2 Digit

BTN memproyeksi pertumbuhan kredit perumahan atau KPR pada tahun ini bisa mencapai 19 persen secara tahunan (YoY).

Mahelan Prabantarikso, Direktu Strategy, Compliance, & Risk BTN bilang pertumbuhan kredit KPR ini salah satunya didorong oleh relaksasi aturan loan to value (LTV).

“Bagi BTN, kebijakan relaksasi LTV akan mendorong kemampuan nasabah untuk dapat membeli rumah sesuai dengan kebutuhan khususnya rumah non subsidi,” kata Mahelan, Minggu (8/7) seperti dilansir dari kontan.

Dalam aturan relaksasi LTV terutama mengenai rasio LTV atau besara Down Payment (DP) rumah pertama, BI menyerahkan kepada bank untuk besarannya.

Kondisi Bergejolak, BBTN Tetap Optimis

Di sisi lain, BBTN tetap optimistis target kinerja tahun ini bisa tercapai walau perseroan tidak mengubah target bisnis 2018. Perseroan tetap optimis bisnis akan tercapai sampai dengan akhir tahun meski kondisi global bergejolak dan adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Optimisme ini didukung oleh masih besarnya permintaan untuk program sejuta rumah di berbagai daerah.

Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan perseroan sampai saat ini tetap pada target dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yakni tumbuh di atas 20 persen. Target ini akan dapat terwujud seiring dengan peran BTN yang sudah bisa menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada semester II tahun ini. 

Menurut Maryono, investor tidak perlu khawatir dengan kinerja BTN tahun ini. Meski ada kenaikan suku bunga acuan BI, tidak serta merta perbankan menaikkan suku bunga dana dan kredit. Terlebih, saat ini perseroan sedang menggenjot perolehan dana murah melalui tabungan, sehingga diharapkan komposisi dana murah bisa berimbang dengan deposito. 

“Kami sedang rakor dan menugaskan untuk seluruh kepala cabang di Indonesia mendongkrak dana tabungan,” ujarnya seperti dilansir dari Kontan.  

Selain menggenjot dana murah, lanjut Maryono, BTN juga diuntungkan dengan relaksasi aturan Loan to Value (LTV) atau aturan uang muka KPR yang diterbitkan BI. Dengan aturan tersebut diharapkan makin banyak masyarakat yang tertarik membeli rumah.

Analisis Teknikal

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle BBTN pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan short lower shadow yang menggambarkan adanya pergerakan positif pada saham ini dengan mampu berbalik arah setelah sempat bergerak di bawah level pembukaannya, hingga pada akhirnya ditutup dua tick di bawah level tertingginya.

Volume menunjukkan peningkatan menandakan adanya aksi beli yang cukup besar sehingga mendorong saham ini naik signifikan. Selain itu, posisi BBTN yang saat ini masih di sekitar area bottom membuat risiko penurunan saham ini relatif mulai terbatas.

Kemudian indikator relative strength index (RSI) juga terlihat mulai bergerak naik dan mencoba keluar dari area jenuh jual mengindikasikan momentum kenaikan yang mulai terbuka dengan target di resisten pada level Rp2.520.

(HM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.