HBA Naik jadi US$104,6 per Ton, Pantau Saham Emiten Batu Bara Ini

Bareksa • 05 Jul 2018

an image
Kapal Tongkang pembawa batu bara melintasi aliran Sungai Batanghari di Muarojambi, Jambi, Jumat (8/6). (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Harga Batu Bara Acuan (HBA) untuk bulan Juli 2018 ini naik 8,3 persen dibandingkan Juni

Bareksa.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) untuk bulan Juli 2018 ini US$104,65 per ton atau naik 8,3 persen dibandingkan HBA Juni lalu di US$96,61 per ton.

Kenaikan tersebut mengacu pada Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1892K/30/MEM/2018. Adapun harga batu bara acuan Julii 2018 melampaui rekor dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini.

Pada tahun ini harga batu bara juga pernah mencapai US$101,89 per ton yaitu pada Maret, kemudian bergerak turun kembali pada bulan berikutnya hingga level US$89,53 per ton pada Mei 2018.

Menurut Kementerian ESDM, nilai HBA ini ditetapkan berdasarkan rata-rata empat indeks harga batu bara, yakni Indonesia Coal Index (ICI), Platts59 Index, New Castle Export Index (NEX), dan New Castle Global Coal Index (GCNC).

Kualitasnya telah disetarakan pada kalori 6322 kcal per kg GAR, Total Moisture 8 persen, Sulphur 0,8 persen dan Ash 15 persen.

Kenaikan harga batu bara acuan tersebut diperkirakan terpengaruh oleh permintaan dari China yang meningkat. Diketahui Negeri Tirai Bambu memerlukan tambahan pasokan dalam negeri seiring dengan pengetatan produksi yang dilakukan di sana.

Selain itu, saat ini China juga menghadapi musim panas, sehingga diperkirakan penggunaan pendingin ruangan meningkat, dan pembangkit listrik di sana juga meningkatkan daya atau kapasitas listriknya. Mengingat, pembangkit listrik di China masih menggunakan batu bara sebagai sumber energi terbesarnya.

Meski begitu, pergerakan harga batu bara global juga masih menghadapi katalis negatif seperti, China yang terus meningkatkan penggunaan energi bersih dan terbarukan, serta mengurangi penggunaan energi batubara. Seperti diketahui, China sedang mengalami polusi udara yang sangat tinggi akibat penggunaaan energi kotor, seperti batu bara.

Kenaikan HBA ini juga memiliki dampak positif bagi pergerakan indeks sektor mining di Bursa efek Indonesia, pada pembukaan perdagangan hari ini (Kamis) indeks sektor mining tercatat naik 0,24 persen ke level 1.894.

Adapun salah satu saham batubara, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), juga mengalami kenaikan pada pembukaan perdagangan sebesar 0,67 persen ke level Rp22.450 per lembar saham.

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut