Harga Batu Bara Menguat, Perhatikan Pergerakan Saham Emiten Tambang Ini

Bareksa • 26 Jun 2018

an image
Pertambangan Sejumlah kapal yang membawa batu bara melintasi Sungai Mahakam, Samarinda, Minggu (31/12). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan target produksi batubara tahun 2018 sebesar 477 juta ton akan melampaui target produksi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Pada Senin, 25 Juni 2018, harga batu bara Newcastle kontrak Juni ditutup menguat ke level US$114,5 per metrik ton

Bareksa.com - Pergerakan harga batu bara global terus menunjukan kenaikan sejak bulan Mei lalu, baik itu batu bara Newcastle ataupun Rotterdam.

Pada penutupan perdagangan Senin, 25 Juni 2018, harga batu bara Newcastle kontrak Juni ditutup menguat ke level US$114,5 per metrik ton dan batu bara Rotterdam kontrak Juni menguat ke level US$96,1 per metrik ton.

Kenaikan harga batu bara pada Mei hingga Senin kemarin, seriring dengan konsumsi batu bara yang meningkat dari China. Hal ini terefleksi dari konsumsi power di China pada bulan Mei yang naik 9,75 persen secara tahunan (YoY) dan power generation juga mengalami kenaikan 8,5 persen YoY.

Satu sisi, China, khususnya di Provinsi Hubei berencana akan menutup tambang-tambang berskala kecil yang memproduksi batu bara kurang dari 90.000 ton per tahun.

Provinsi Hubei tersebut juga akan menghentikan izin pembukaan tambang baru dan akan menghentikan pembangunan konstruksi baru untuk proyek-proyek tambang batu bara.

Sebagai informasi, Provinsi Hubei juga merupakan salah satu provinsi penghasil batu bara terbesar di China.

China saat ini terus mengkampanyekan penggunaan energi terbarukan dan ramah lingkungan, karena tingkat polusi udara yang cukup tinggi dan menurunkan kualitas kesehatan di Negeri Panda.

Potensi perang dagang antara China dan Amerika Serikat juga masih menjadi ancaman bagi permintaan batu bara di China. Sebab jika perang dagang memanas maka dikhawatirkan akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Khususnya perlambatan pada pertumbuhan ekonomi negara yang terlibat perang dagang tersebut, dalam hal ini adalah Amerika Serikat dan China. Hal ini akan menjadi katalis negatif bagi permintaan batu bara secara umum.

Untuk diketahui China dan Amerika Serikat merupakan dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar. Dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi mereka bakal turun akibat perang dagang, maka hal itu berpotensi akan mengurangi tingkat penggunaan batubara kedua negara.

Hal itu mengingat AS dan China merupakan konsumen terbesar batu bara. Jika konsumsi dari kedua negara tersebut turun, maka akan berdampak negatif bagi pergerakan harga batu bara global.

Pergerakan Harga Saham ITMG Intraday, 26 Juni 2018

Sumber : Bareksa

Pergerakan harga batu bara global juga menjadi katalis bagi pergerakan saham-saham emiten batu bara di Bursa Efek Indonesia, salah satunya adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Pada perdagangan hari ini, Selasa, 26 Juni 2018, saham ITMG mengalami kenaikan 1,63 persen ke level Rp23.250 per lembar saham.

Kenaikan harga saham ITMG hari ini merupakan kenaikan pertama setelah mengalami koreksi sejak awal bulan Juni 2018.

Pada perdagangan hari ini saham ITMG menjadi pendorong bagi penguatan indeks sektor mining yang menguat bersama dengan beberapa indeks sektor lain, seperti consumer, misc-ind, manufacture, dan agri.

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.