Target Listing Juli, NFC Indonesia Bidik Dana IPO hingga Rp325 Miliar

Bareksa • 30 May 2018

an image
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/3). Perdagangan IHSG ditutup melemah 0,69 persen atau 43,38 poin ke level 6.210,7. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Perseroan berharap bisa memperoleh izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhir Juni 2018

Bareksa.com – Anak usaha PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), PT NFC Indonesia menargetkan dana sebesar Rp225-325 miliar melalui penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham. Perseroan berharap bisa memperoleh izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhir Juni 2018.

Direktur M Cash Integrasi, Suryandy Jahja mengungkapkan bahwa persreoan bakal melepas sekitar 25 persen dari modal disetor ke publik. NFC Indonesia telah menunjuk PT Kresna Sekuritas yang merupakan afiliasi sebagai penjamin emisi (underwriter).

“Kita targetkan listing Juli 2018,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 30 Mei 2018. NFC Indonesia menggunakan buku audit Januari untuk melangsungkan IPO saham.

Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa NFC Indonesia rencananya bakal menggunakan 60 persen dana hasil IPO saham untuk belanja modal (capital expenditure/ capex), 30 persen untuk investasi dan sisanya sumber daya manusia.

Saat ini M Cash Integrasi memiliki 20 persen saham NFC Indonesia. Dengan kepemilikan saham itu, M Cash merupakan pemegang saham pengendali NFC Indonesia sedangkan M Cash merupakan anak usaha dari PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN).

Secara bisnis, kontribusi kinerja keuangan NFC terhadap keuangan M Cash belum signifikan. Sepanjang tahun lalu, NFC juga masih membukukan laba bersih yang masih sedikit.

Dari total pendapatan M Cash pada kuartal I-2018 sebesar Rp809 miliar, kontribusi dari anak usahanya masih kecil. Sebagian besar pendapatan perseroan masih berasal dari core business M Cash.

“Tapi tahun ini kinerja keuangan NFC Indonesia kita ekspektasikan naik signifikan,” terang dia.

Kontribusi kinerja NFC Indonesia belum tampak pada kuartal I-2018. Akan tetapi, kontribusi keuangan NFC akan mulai tampak pada kuartal II hingga IV tahun ini.

“Kontribusi pendapatan NFC belum signfiikan, tapi tahun ini kita expect signifikan. Kuartal I NFC belum berkontribusi signifikan. Nanti di kuartal selanjutnya bisa melihat kontribusi dari NFC. Rp800 miliar di kuartal I itu di luar semua, berasal dari core bisnis kita,” ujarnya.

Tahun ini NFC Indonesia memiliki banyak inisiatif yang akan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangannya. NFC ditargetkan mampu mencetak keuntungan tahun ini.

Menurut Suryandy, NFC Indonesia adalah perusahaan digital hub. Konten yang disajikan dalam platform perseroan nantinya berasal dari berbagai sumber. NFC Indonesia didirikan pada 2013.

Target Pendapatan

M Cash Integrasi menargetkan pendapatan tahun ini sekitar Rp2 triliun, meningkat 52 persen dari realisasi tahun lalu sebesar Rp1,37 triliun. Sementara laba bersih M Cah ditargetkan mencapai Rp54 miliar tahun ini, meningkat signifikan dibandingkan dengan raihan tahun lalu sebesar Rp8,6 miliar.

Untuk mendorong kinerja keuangan, M Cash akan mempertegas posisinya sebggai perusahaan distribusi digital di Indonesia melalui sejumlah upaya. Pertama adalah menambah jenis layanan dan produk digital pada setiap saluran distribusi perseroan.

Kedua, perseroan akan memperkuat jaringan di setiap saluran distribusi perseroan dan ketgia meningkatkan kemampuan fitur digital di setiap saluran distribusi.

“Hal itu dilakukan mengingat percepatan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarkaat terus berkembang,” kata Suryandy.

Sementara, pada 2019 perseroan diproyeksikan mampu memiliki pendapatan sebesar Rp3,2 triliun dengan laba bersih diproyeksikan sebesar Rp123 miliar. (hm)