Bareksa.com - Harga saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) pada perdagangan Jumat, 25 Mei 2018 ditutup menguat 3,78 persen di level Rp1.370 per saham. Saham KLBF ditransaksikan sebanyak 3.827 kali dengan nilai transaksi Rp56,11 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, saham KLBF paling banyak dibeli antara lain oleh broker Credit Suisse Sekuritas (CS) dengan nilai pembelian Rp12,02 miliar, kemudian Morgan Stanley Sekuritas (MS) Rp9,41 miliar, dan Macquarie Sekuritas (RX) Rp7,52 miliar.
Ketiga anggota bursa tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham KLBF sebesar 21,42 persen, 16,77 persen, dan 13,4 persen.
Analisis Fundamental
Secara fundamental, emiten farmasi ini mencatatkan kinerja cenderung flat pada kuartal I 2018. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan kinerja tipis sejalan dengan tekanan dari kondisi makro ekonomi pada kuartal I 2018.
Berdasarkan laporan keuangannya, Kalbe Farma membukukan pendapatan Rp5,01 triliun pada kuartal I 2018. Pencapaian tersebut hanya tumbuh 2,38 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp4,89 triliun.
Kendati demikian, beban pokok penjualan emiten berkode saham KLBF itu naik lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan. Tercatat, beban pokok penjualan naik 3,98 persen secara tahunan menjadi Rp2,58 triliun pada kuartal I 2018.
Alhasil, KLBF meraup laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk hanya Rp589,43 miliar. Jumlah itu hanya naik 0,2 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp588,25 miliar.
Di sisi lain, perseroan tercatat memiliki ekuitas Rp14,5 triliun per Maret 2018. Sementara itu, posisi liabilitas berada di Rp2,79 triliun pada periode tersebut. Selanjutnya, total aset KLBF tumbuh 4,16 persen secara tahunan dari sebelumnya 16,61 triliun pada kuartal I 2017 menjadi Rp17,30 triliun pada kuartal I 2018.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menjelaskan kinerja penjualan perseroan masih di bawah target pada kuartal I 2018. Hal itu akibat kondisi konsumsi pasar yang belum pulih ditambah dengan pelemahan rupiah beberapa waktu terakhir.
Vidjongtius mengatakan pelemahan rupiah mengakibatkan biaya produksi perseroan naik. Sebab emiten berkode saham KLBF itu masih mengandalkan bahan baku dari impor.
Analisis Teknikal
Sumber : Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham KLBF pada perdagangan jumat kemarin membentuk bullish candle yang menggambarkan saham ini bergerak positif meskipun sempat terkena aksi profit taking yang menyebabkan terentuknya long upper shadow.
Volume menunjukkan lonjakan signifikan menandakan saham ini cukup ramai ditransaksikan pelaku pasar. Selain itu, investor asing juga membukukan pembelian bersih (net buy) pada Jumat lalu senilai Rp24,41 miliar.
Bila dilihat, saat ini posisi saham KLBF relatif masih berada di sekitar area bottom menandakan potensi penurunan yang mulai terbatas. Selain itu, indikator relative strength index (RSI) juga mulai bergerak naik dan telah keluar dari area enuh jual mengindikasikan sinyal kenaikan ukup kuat.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.