Bareksa.com - Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN pada perdagangan Kamis, 24 Mei 2018 ditutup meroket 15,42 persen ke Rp2.170 per saham. Saham PGAS bergerak sangat atraktif pada perdagangan kemarin di Bursa Efek Indonesia yang tercermin dari posisinya yang menempati peringkat kedua dari daftar saham dengan nilai transaksi terbesar mencapai Rp411,02 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga anggota bursa yang paling banyak memborong terhadap saham PGAS antara lain Citigroup Sekuritas (CG) dengan nilai pembelian Rp79,97 miliar, kemudian UBS Sekuritas (AK) Rp43,60 miliar, dan Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp33,12 miliar.
Ketiga anggota bursa tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi secara keseluruhan yakni 19,39 persen, 10,61 persen, dan 8,06 persen.
Rumor Akuisisi
Adapun lonjakan saham PGAS diperkirakan karena adanya rumor akuisisi PGN terhadap Pertagas – anak usaha PT Pertamina di bidang gas – yang semakin kuat di kalangan pelaku pasar pada hari kemarin. Skema akuisisi dengan PGN sebagai subholding BUMN migas dinilai lebih relevan dibandingkan dengan skema lainnya, seperti merger.
Sebelumnya Direktur Utama PGN Jobi Triananda mengatakan saat ini telah ada nilai valuasi Pertagas yang akan diajukan kepada pemegang saham. Namun dia belum dapat mempublikasi angka tersebut.
"Kami belum bisa disclose karena kami harus benar-benar secure semua informasi. Namun sebelum 29 Juni 2018 akan kami disclose, akan kami sampaikan," tutur Jobi di kantor Kementerian BUMN, Senin (21 Mei 2018) seperti dilansir dari CNBC.??
Pengintegrasian PGN dan Pertagas, sempat disampaikan Jobi akan menggunakan skema akuisisi. Hal tersebut diambil karena menjadi cara tercepat untuk mengintegrasikan dua entitas tersebut.
PGN juga menargetkan peningkatan pendapatan sebesar US$500 juta hingga US$1 miliar per tahunnya sejak 2025. Cara yang akan ditempuh adalah dengan pengelolaan yang lebih efisien seperti memastikan tidak ada ada tumpang tindih infrastruktur dari hulu hingga hilir.
Analisis Fundamental
Secara fundamental, emiten yang bergerak dalam bisnis distribusi gas ini masih mengalami kinerja kurang memuaskan dengan membukukan penurunan laba bersih di kuartal pertama 2018. Sepanjang periode Januari hingga Maret tahun ini, PGN mencatatkan laba sebesar US$80,35 juta atau sekitar Rp1,11 triliun (kurs Rp13.800 per dolar AS). Angka tersebut turun sekitar 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$96,83 juta atau sekitar Rp1,34 triliun.
Padahal dari sisi top line-nya, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan pada kuartal pertama 2018 sebesar US$798 juta atau setara Rp11,01 triliun. Angka tersebut naik 7 persen dibandingkan pendapatan di periode yang sama tahun 2017 sebesar US$746 juta atau sekitar Rp10,29 triliun.
Adapun peningkatan pendapatan lantaran kebijakan harga gas bumi domestik yang lebih terjangkau bagi pelanggan industri. Dengan kebijakan itu, jumlah penyaluran kepada pelanggan gas bumi segmen industri dan rumah tangga bertambah, khususnya pada tiga bulan pertama tahun ini. Di samping itu, terdapat juga peningkatan konstribusi dari bisnis anak usaha PGN terutama dari pendapatan Minyak dan Gas.
Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, PGN juga berhasil menyalurkan volume distribusi sebesar 836 MMscfd atau naik sebesar 2 persen dibandinkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan konsumsi gas dari sektor Industri.
Selain itu, pada kuartal pertama 2018 PGN juga mulai menyalurkan gas bumi perdana ke Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur yang dikelola oleh PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS).
Pada tahap awal, gas akan digunakan untuk mengoperasikan pembangkit listrik dan menyuplai kebutuhan pabrik kimia PT Clariant Indonesia yang sudah beroperasi di kawasan industri itu. Jumlah pelanggan gas bumi PGN di JIIPE akan terus bertambah seiring dengan rencana beroperasinya pabrik-pabrik baru di kawasan tersebut.
Analisis Teknikal
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle PGAS pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang sangat besar menandakan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar hingga berakhir dua tick di bawah level tertingginya.
Volume terlihat mengalami lonjakan signifikan dibandingkan rata-ratanya menandakan adanya akumulasi beli yang besar pada saham ini sehingga mendorong harganya naik. Selain itu, investor asing juga terpantau melakukan pembelian bersih (net foreign buy) pada saham PGAS cukup besar yakni senilai Rp130,29 miliar.
Di samping itu, indikator relative strength index (RSI) juga terpantau bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target berada pada resisten terdekat di level Rp2.340.
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.