Pasar Masih Volatil, 5 Perusahaan Tunda IPO Saham di Bursa

Bareksa • 22 May 2018

an image
Seorang karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (7/3). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Steve Kosasih menjelaskan bahwa perseroan menunda pelaksanaan IPO saham Wika Realty karena pasar kurang kondusif

Bareksa.com – Sebanyak lima perusahaan memutuskan memundurkan waktu pelaksanaan penawaran umum (initial public offering/ IPO) saham di Bursa Efek Indonesia. Sebagian besar perusahaan itu memutuskan memundurkan waktu IPO saham karena kondisi pasar masih volatile.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Samsul Hidayat mengatakan bahwa setelah PT Harvest Time dan PT Artajasa Pembayaran Elektronis menunda dan membatalkan IPO saham, dua perusahaan lain, yakni PT Wahana Vinyl Nusantara dan PT Wijaya Karya Realty (Wika Realty) memundurkan waktu go public-nya.

Namun, Samsul belum bisa mengungkapkan satu nama perusahaan lagi meski bisa menyebutkan bahwa entitas itu bukanlah anak usaha BUMN, melainkan perusahaan swasta.

“Sebagian besar karena kondisi market,” kata Samsul di Jakarta, Selasa, 22 Mei 2018.

Indeks Harga Saham Gabungan secara year to date hingga penutupan 21 Mei 2018 terpantau sudah melemah 9,78 persen ke 5.767,63. Hal ini pun seiring dengan keluarnya investor asing dari pasar saham Indonesia dengan nilai net sell Rp42 triliun sejak awal tahun.

Maka dari itu, calon-calon emiten ini pun menunda penawaran saham kepada publik sembari menunggu waktu yang tepat untuk meraup dana dari pasar.

Lebih lanjut, Samsul mengungkapkan bahwa kelima perusahaan yang melakukan reschedule dan membatalkan IPO saham telah memberikan surat pemberitahuan kepada BEI.

Setelah lima perusahaan mundur, saat ini ada sekitar 23-24 perusahaan dalam antrian (pipeline) BEI yang bakal melangsungkan IPO saham. Dari jumlah itu masih terdapat anak usaha BUMN yang akan go public, seperti PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT).

Penguatan Modal

Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Antonius N S Kosasih menjelaskan bahwa perseroan sebagai induk usaha menunda pelaksanaan IPO saham Wika Realty karena pasar kurang kondusif semester ini.

Selain itu, perseroan akan fokus untuk menguatkan modal, aset dan bisnis Wika Realty agar bisa memberikan return yang lebih baik bagi investor. “Kita undur semester depan,” ujarnya.

Pekan lalu, Mandiri Sekuritas juga mengungkapkan bahwa ada dua perusahaan kliennya yang menunda pelaksanaan IPO saham. Mandiri Sekuritas merupakan salah satu penjamin emisi (underwriter) Wahana Vinyl Nusantara.

Menurut Direktur Pelaksana Mandiri Sekuritas, Laksono Widodo ada dua perusahaan dalam pipeline perseroan yang memutuskan memundurkan waktu IPO sahamnya. Dia belum mau mengungkap dua perusahaan yang memundurkan rencana tersebut.

“Dengan kondisi pasar seperti ini ada yang mundur, mereka mencari waktu semester depan atau akhir 2019,” kata dia.

Dia melanjutkan, kondisi pasar saham sejauh ini masih volatil membuat perusahaan memutuskan memundurkan waktu IPO saham. Di samping itu, kedua perusahaan tersebut belum mendapatkan izin praefektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selain itu, menurut Laksono, dengan kondisi pasar saham saat ini, harga saham yang ditawarkan kepada publik berpotensi memeroleh harga batas bawah. Hal sama juga terjadi pada IPO saham PT Medikaloka Hermina dan PT Tugu Pratama Indonesia.

Selain memutuskan menjual saham pada harga penawaran paling bawah, Tugu Pratama memutuskan melepas sebanyak 177,7 juta saham ke publik, atau sebesar 10 persen dari modal disetor. Jumlah tersebut lebih rendah dari rencana sebelumnya yakni sebanyak 282 juta saham atau setara 15 persen dari modal disetor.  (hm)