Capai Level Tertinggi Sepanjang Masa, Mampukah Saham PTBA Menguat Lagi?

Bareksa • 21 May 2018

an image
Manajemen PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membuka perdagangan Kamis (14/12) sekaligus meresmikan harga nominal baru hasil stock split.

Pada perdagangan Jumat, 18 Mei 2018, saham PTBA menguat 3,94 persen ke Rp3.690 per saham

Bareksa.com - Harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA ) pada perdagangan Jumat, 18 Mei 2018 terpantau menguat 3,94 persen dengan ditutup di Rp3.690 per saham. Level itu merupakan tertinggi sepanjang masa. Saham PTBA ditransaksikan sebanyak 5.752 kali dengan nilai transaksi Rp197,49 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham PTBA pada perdagangan Jumat kemarin antara lain UBS Sekuritas (AK) dengan nilai pembelian Rp36,67 miliar, kemudian Citigroup Sekuritas (CG) Rp22,78 miliar, dan CIMB Sekuritas (YU) Rp21,42 miliar.

Ketiganya masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi PTBA secara keseluruhan yaitu 18,57 persen, 11,53 persen, dan 10,85 persen.

Analisis Fundamental PTBA

Secara fundamental, emiten batu bara yang berkantor pusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini mencatatkan kinerja yang solid pada kuartal pertama 2018.

PTBA berhasil mengantongi laba bersih kuartal pertama 2018 sebesar Rp1,45 triliun. Bottom line tersebut tumbuh 66,64 persen bila dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp870,83 miliar.

Kenaikan laba bersih tersebut disokong oleh kenaikan pendapatannya. Sepanjang periode Januari hingga Maret tahun ini, PTBA berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp5,75 triliun. Capaian tersebut naik 26,43 persen bila dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,55 triliun.

Seiring dengan kenaikan produksi, PTBA di sisi lain juga berhasil melakukan efisiensi. Hal itu tercermin dari laba kotor perusahaan yang melonjak 52,52 persen dari sebelumnya Rp1,69 triliun pada kuartal pertama 2017 menjadi Rp2,58 triliun pada kuartal pertama tahun ini.

Tercatat beban pokok pendapatan kuartal pertama 2017 sebesar Rp2,85 triliun dan beban pokok pendapatan kuartal pertama 2018 sebesar Rp3,17 triliun.

Selain itu, jumlah kas perusahaan per akhir Maret 2018 tercatat Rp7,93 triliun, naik signifikan dari sebelumnya Rp4 triliun per akhir Maret tahun lalu. Kondisi iyu semakin memperkokoh tingkat likuiditas perusahaan.

Liabilitas PTBA pada kuartal I 2018 naik menjadi Rp8,49 triliun dari sebelumnya Rp8,18 triliun. Liabilitas jangka pendek meningkat menuju Rp4,85 triliun dari kuartal pertama 2017 sebesar Rp4,51 triliun.

Ekuitas anak usaha PT Inalum (Persero) ini naik menjadi Rp15,13 triliun dari sebelumnya Rp13,80 triliun. Alhasil total aset PTBA per Maret 2018 tumbuh menuju Rp23,62 triliun dari kuartal pertama 2017 yang sebesar Rp21,98 triliun.

Analisis Teknikal PTBA

Secara teknikal, candle saham PTBA pada perdagangan Jumat kemarin membentuk bullish candle yang menggambarkan adanya pergerakan positif pada saham ini. Kemudian, PTBA juga berhasil ditutup di level tertingginya tahun ini karena mampu menembus resisten di level Rp3.590.

Volume pada perdagangan Jumat kemarin terlihat mengalami lonjakan signifikan menandakan adanya aksi pembelian cukup besar pada saham ini, serta diiringi dengan inflow asing Rp61,71 miliar.

Kemudian bila dilihat secara tren, saham PTBA terlihat berada dalam posisi uptrend yang ditandai dengan posisi MA 5 yang berada di atas MA 20.

Selain itu indikator relative strength index (RSI) juga terpantau masih bergerak positif mengindikasikan sinyal kenaikan yang masih cukup kuat dengan target berikutnya di resisten di level psikologis Rp4.000 per saham. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.