Bareksa.com – PT Jaya Bersama Indo atau JBI akhirnya merealisasikan rencana penawaran umum perdana saham alias IPO. Perusahaan pengelola jaringan restoran seperti The Duck King, Fook Yew dan Panda Bowl ini akan melepas 403,8 juta saham atau setara dengan 34,4 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Sambil menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham-saham perseroan mulai ditawarkan di harga Rp1.550 sampai Rp1.950 per saham. Dengan kisaran harga itu, maka JBI berpotensi meraup dana mulai dari Rp625,89 miliar hingga Rp787,41 miliar.
“Penawaran awal (bookbuilding) berlangsung mulai hari ini sampai 23 Mei 2018. Kami harapkan bisa mendapat efektif dari OJK pada 31 Mei, sehingga penawaran umum akan dilaksanakan pada 4-5 Juni 2018 dan bisa tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juni 2018,” tutur Direktur JBI Ibin Bachtiar di Jakarta, Rabu, 16 Mei 2018.
Untuk memperlancar IPO ini, JBI telah menunjuk PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dan PT Danareksa Sekuritas sebagai joint lead underwriters.
Bagi Anda yang tertarik dengan saham JBI nanti, tidak ada salahnya untuk menyimak beberapa data keuangan perseroan. Salah satunya adalah compound annual growth rate (CAGR) pendapatan periode 2015-2017 yang mencapai 12 persen.
Per akhir 2017, pendapatan perseroan mencapai Rp538 miliar atau naik 23,39 persen dari periode akhir 2016 Rp436 miliar. Pada periode yang sama, laba bersih perseroan mencapai Rp72 miliar atau turun 18,18 persen dari periode akhir 2016 Rp88 miliar.
Sementara, CAGR ekuitas JBI menapai 44 persen dengan posisi terakhir tahun 2017 sebesar Rp318 miliar. Adapun dari bisnis yang dijalankan, JBI memiliki total aset Rp529 miliar dengan liabilitas Rp211 miliar. Hasilnya, debt to equity ratio JBI hanya 0,2 kali dengan ROE 22,6 perse dan ROA 13,6 persen.
Rasio Keuangan JBI
Sumber: Materi presentasi perseroan
Managing Director Danareksa Sekuritas Boemediene menuturkan, kisaran harga saham perseroan mencerminkan price earning to ratio (PER) 15 kali sampai 18,9 kali. “Untuk kepastian harga saham JBI akan mengikuti kondisi pasar,” imbuh Boemediene.
Direktur JBI Dewi Tio menambahkan, dari hasil IPO, perseroan akan mengalokasikan sekitar 80 persen dana untuk ekspansi bisnis sedangkan sisanya sekitar 20 persen untuk modal kerja. Tahun ini, Dewi bilang, perseroan akan membuka 11 restoran baru. “Salah satunya di Vietnam,” tutur Dewi.
Sebagai informasi, hingga saat ini perseroan memiliki 35 restoran . Dalam tiga tahun ke depan, Dewi mengungkapkan, pihaknya akan menambah 42 restoran lagi yang terdiri dari 11 tahun ini, 18 tahun 2018 dan 19 tahun 2019. (AM)