Bareksa.com – Dua perusahaan rumah sakit resmi mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan ini. Setelah PT Royal Prima Tbk (PRIM), giliran PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) mulai tercatat hari ini, Rabu, 16 Mei 2018.
Usai resmi diperdagangkan di BEI, saham HEAL langsung terkoreksi hingga sempat menyentuh level terendahnya seharga Rp2.490, turun 32,7 persen dibandingkan dengan harga pembukaan sebesar Rp3.700 per saham.
Direktur Mandiri Sekuritas, Silvano Rumantir mengatakan, pelemahan harga saham Hermina usai pembukaan tidak terkait dengan fundamental perusahaan. Dia menilai penurunan harga saham Hermina terpengaruh oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka melemah nyaris menyentuh 1 persen hari ini.
“Prospek industri rumah sakit di Indonesia masih sangat bagus,” katanya di Jakarta, Rabu, 16 Mei 2018.
Dia mengatakan, tingkat spending masyarakat Indonesia dibandingkan produk domestik bruto (gross domestic product/ GDP) masih sangat rendah, yakni sebesar 3 persen. Masih rendahnya spending masyarakat membuat potensi industri rumah sakit di masa mendatang masih terbuka lebar untuk tumbuh.
Fundamental perusahaan dan industri menurutnya masih cukup baik. Di samping itu, Hermina merupakan salah satu grup rumah sakit terbesar di Indonesia.
Senada dengan Silvano, Direktur Mandiri Sekuritas, Laksono Widodo menuturkan penurunan harga saham Hermina saat pembukaan tidak terkait dengan fundamental perusahaan.
“Harga saham Hermina juga sama sekali tidak mahal, ini memang karena market sedang turun,” ujarnya.
Valuasi saham Hermina ditetapkan berdasarkan enterprise value (EV) per Ebitda sebesar 16,7-21,7 kali. Hermina merupakan perusahaan yang masih terus berkembang sehingga laba bersihnya masih kecil. Apabila valuasinya menggunakan harga dibandingkan laba bersih per saham (price to earning ratio/ PER), nilai PER perseroan akan sangat besar sehingga tidak relevan.
Menurut Laksono, turunnya harga saham Hermina terjadi kemungkinan karena investor ritel melakukan aksi jual. Penjamin emisi (underwriter) memang mengalokasikan sekitar 5 persen dari total saham Hermina untuk publik bagi investor ritel.
Pergerakan harga saham Hermina berebanding terbalik dengan perusahaan rumah sakit lainnya, Royal Prima saat listing kemarin Selasa, 15 Mei 2018. Harga saham Royal Prima menguat 48 persen menjadi seharga Rp740 per saham dari harga pembukaan sebesar Rp500 per saham.
Dana IPO Hermina
Hermina melangsungkan penawaran perdana (initial public offering/IPO) saham dengan menerbitkan 351,3 juta saham atau setara 11,8 persen dari modal disetor. Bersamaan dengan penerbitan saham baru, pemegang saham existing melakukan divestasi sebesar 6 persen dari modal disetor.
Perseroan memperoleh dana sebesar Rp1,3 triliun melalui IPO saham. Hermina akan menggunakan 25 persen dana dari IPO saham untuk penambahan rumah sakit baru, 25 persen untuk pembelian alat medis, 38 persen untuk membayar utang dan 12 persen untuk operasional lainnya.
Hermina berencana membangun 12 rumah sakit hingga tiga tahun mendatang. Tahun ini perseroan bakal membuka empat rumah sakit baru, satu rumah sakit di antaranya telah ressmi dibuka belum lama ini di Samarinda.
“Itu rumah sakit umum ke-29 Hermina,” kata Direktur Utama Hermina, Hasmoro.
Perseraon membukukan pertumbuhan rata-rata tahunan majemuk (compounded annual growth rate/ CAGR) sebesar 30,8 persen untuk Ebitda. Sepanjang tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp2,7 triliun dan Ebitda sebesar Rp574,9 miliar.
Pertumbuhan perseroan didorong oleh peningkatan jumlah penduduk kelas menengah dan pengeluaran untuk kesehatan di Indonesia. Sebagai salah satu jaringan rumah sakit swasta terbesar, Hermina telah melayani pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak dimulainya program tersebut. (hm)