Sari Roti Ekspansi Dua Pabrik di Gresik dan Lampung

Bareksa • 11 May 2018

an image
Manajemen PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (11/5). (doc perseroan)

Jika sudah beroperasi, maka Nippon Indosari akan memiliki 13 pabrik dari 11 pabrik saat ini.

Bareksa.com – Meski dalam tekanan beban usaha yang mencapai Rp339,38 miliar per kuartal I 2018, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) justru terus melanjutkan ekspansinya. Perusahaan yang lebih dikenal sebagai produsen Sari Roti ini telah melaksanakan pembangunan dua pabrik baru yang berlokasi di Gresik dan Lampung.

External Communication Head Nippon Indosari Stephen Orlando menuturkan, kedua pabrik baru itu merupakan realisasi awal atas rencana pengembangan usaha dengan memanfaatkan pendanaan hasil penawaran umum terbatas (PUT) I tahun 2017. “Pabrik-pabrik ini diharapkan dapat mulai beroperasi tahun 2019,” tutur Stephen dalam keterangannya, Jumat, 11 Mei 2018.

Stephen menjelaskan, perseroan berharap pabrik-pabrik tersebut menjadi perpanjangan tangan dalam memproduksi dan mempersembahkan produk halal dan berkualitas bagi masyarakat Indonesia. Jika sudah beroperasi, maka Nippon Indosari akan memiliki 13 pabrik dari 11 pabrik saat ini.

Jumlah itu, seiring dengan operasional pabrik di Filipina milik entitas perseroan yakni Sarimonde Foods Coporation. Dari 11 pabrik, perseroan memiliki kapasitas produksi mencapai lebih dari 4 juta potong roti per hari.

Mengenai dana pembangunan pabrik, per 31 Desember 2017, perseroan telah merealisasikan dana PUT 1 sebesar Rp146,6 miliar. Artinya, perseroan masih memiliki sisa dana sekitar Rp1,25 triliun. “Di tahun yang sama, perseroan menyambut kehadiran KKR & Co.L.P salah satu perusahaan private equity terbesar di dunia, sebagai salah satu Pemegang Saham terbesar Perseroan yang melakukan investasi melalui Demeter Indo Investment Pte. Ltd,” tambah Stephen.

Bagi Dividen

Pada kesempatan yang sama, Nippon Indosari juga menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). RUPST perseroan menghasilkan persetujuan pembagian dividen tunai sebesar Rp36 miliar atau sebesar 25 persen dari laba bersih 2017 yang mencapai Rp145,98 miliar.

"Nilai dividen setara dengan Rp5,82 per saham," kata Stephen.

Dia menyebutkan, pada 2017 nilai penjualan neto sebesar Rp2,49 triliun dengan kontribusi terbesar berasal dari penjualan produk roti tawar dan roti manis. "Beban pokok penjualan selama 2017 tercatat Rp1,18 triliun atau menurun 3,19 persen dibandingkan periode yang sama di 2016," ucapnya.

Sedangkan, beban bahan baku dan kemasan memberikan kontribusi terbesar atau sekitar 60,6 persen terhadap beban pokok penjualan 2017. "Laba usaha tercatat Rp257,16 miliar dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemiiik entitas induk sebesar Rp145,98 miliar" tutur Stephen.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, pada tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 15 persen. "Walaupun kondisi pasar tidak terlalu baik, kami berharap kondisinya bisa berangsur-angsur pulih kembali," ujar Stephen. (hm)