Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terperosok untuk kelima hari secara berturut-turut. Pergerakan nilai tukar rupiah yang masih bervolatilitas dengan mendekati level Rp14.000 per dolar masih menjadi sentimen megkhawatirkan bagi pelaku pasar sehingga membawa pergerakan negatif bagi IHSG.
Pada perdagangan Kamis 26 April 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 2,80 persen di level 5.909,2. Pergerakan IHSG secara intraday bahkan sempat turun hingga 3,05 persen.
Volume perdagangan mencapai 9,51 miliar saham dengan nilai transaksi Rp10,15 triliun. Sebanyak 67 saham mengalami kenaikan, 345 saham mengalami penurunan, serta 81 saham tidak mengalami perubahan harga.
Selain itu, investor asing tercatat kembali melakukan net sell pada perdagangan kemarin dengan jumlah signifikan senilai Rp1,31 triliun. Alhasil secara year to date, investor asing telah keluar dari pasar saham tanah air senilai Rp32,96 triliun.
Seluruh sektor tidak berdaya pada perdagangan kemarin dengan berhenti pada zona merah. Adapun pelemahan terdalam dipimpin oleh sektor pertambangan (-3,45 persen), disusul sektor keuangan (-3,18 persen), dan sektor infrastruktur (-3,10 persen).
Adapun saham-saham yang membebani pergerakan IHSG pada perdagangan kemarin antara lain:
Analisis Teknikal IHSG
Secara teknikal pergerakan IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bearish candle dengan body yang besar menandakan adanya tekanan jual yang tinggi pada IHSG sehingga hampir ditutup pada level terendahnya.
Pergerakan IHSG secara intraday terlihat telah menunjukkan sinyal negatif sejak awal perdagangan serta tidak mampu sedikitpun bergerak melewati level pembukaan hingga jeda sesi pertama. Memasuki sesi kedua, IHSG semakin terperosok lebih dalam dengan seluruh saham big caps yang menekan IHSG sehingga terlihat tidak ada perlawanan yang mampu menahan penurunan IHSG.
Selain itu, pergerakan IHSG terlihat telah menembus level psikologis 6.000 serta support yang berada pada level 5.952 dan ditutup di bawah level tersebut. Hal tersebut menandakan adanya sinyal downtrend yang cukup kuat yang juga terkonfirmasi oleh RSI yang terus bergerak negatif dengan target support selanjutnya berada pada level 5.861.
Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini masih berpotensi mengalami tekanan meskipun ada kecenderungan mulai terbatas pasca telah turun signifikan dalam lima hari terakhir.
Kondisi bursa Amerika Serikat (AS) pada pagi ini yang ditutup menguat dengan Dow Jones naik 0,99 persen, kemudian S&P 500 bertambah 1,04 persen, dan Nasdaq bertambah 1,64 persen diharapkan dapat menjadi sentimen positif yang mampu membawa IHSG keluar dari tekanan.
Selain itu, imbal hasil (yield) Treasury 10 tahun AS kembali turun di bawah level psikologis 3 persen bawah dan dengan berakhir pada level 2,99 persen yang membawa dampak positif pada pasar saham AS.
Kemudian harga komoditas minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga terpantau mengalami penguatan tipis pada pagi ini sebesar 0,24 persen di level $68,17 yang diharapkan dapat menjadi sentimen positif yang dapat mengangkat IHSG pada hari ini. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut