Bareksa.com – PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) tercatat memperoleh dana sebesar Rp2,34 triliun dari dividen tiga anak usahanya. Induk holding badan usaha milik negara (BUMN) sektor industri tambang tersebut memperoleh dividen dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TINS).
Teranyar, pemegang saham Timah sepakat menggunakan 35 persen dari laba bersih tahun lalu, atau sebesar Rp175,7 miliar sebagai dividen. Sebagai pemegang 65 persen saham Timah, maka porsi Inalum terhadap dividen Timah adalah Rp114,2 miliar.
Sebelumnya, Bukit Asam dan Aneka Tambang (Antam) masing-masing telah mengumumkan pembagian dividen. Inalum memiliki masing-masing 65 persen saham Bukit Asam dan Antam.
Bukit Asam memutuskan membagikan dividen Rp3,5 triliun, sehingga hak dividen Inalum adalah Rp2,2 triliun sedangkan Antam membagikan dividen Rp48 miliar dengan hak dividen Inalum sebesar Rp31,2 miliar.
Dari ketiga anak usaha Inalum, rasio dividen terhadap laba bersih (dividend payout ratio) terbesar berasal dari Bukit Asam. Perusahaan batu bara tersebut memutuskan menggunakan 75 persen laba bersih 2017 sebagai dividen.
Sementara itu, Direktur Utama PT TIMAH Tbk, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani, mengungkapkan perseroan telah melangsungkan rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan. Hasil keputusan tersebut adalah menggunakan 35 persen dari laba bersih 2017 sebagai dividen.
“Rapat juga memutuskan perubahan pengurus di Dewan Komisaris perseoran, Komisaris Mochtar Husein digantukan Rudy Suhendar,” katanya di Jakarta, Senin, 16 April 2018.
Pada 2017, Timah memperoleh laba bersih Rp502 miliar, atau melonjak 99 persen dibandingkan perolehan tahun sebelumnya. Riza mengungkapkan pencapaian tersebut karena PT Timah konsisten menerapkan strategi yang telah ditetapkan.
Tahun lalu, Timah merealisasi belanja modal (capital expenditure/capex) Rp779,8 miliar. Perseroan menggunakan capex untuk memperbesar kapasitas mesin dan instalasi, sarana pendukung produksi, rekondisi dan replacement serta membangun teknologi fuming.
Investasi yang telah dilakukan berhasil meningkatkan volume produksi bijih timah 29,26 persen, dari 24.121 ton pada akhir 2016 menjadi 31.178 ton pada akhir 2017.
Riza mengaku bahwa perseroan mengalami peningkatan kontribusi pembayaran pajak kepada negara. Pajak yang dibayarkan Timah meningkat 120 persen menjadi Rp409 miliar dibandingkan tahun sebelumnya Rp185 miliar.
Sementara itu, royalti yang dibayarkan Timah meningkat 52 persen menjadi Rp263 miliar dibanding 2016 yang sebesar Rp173 miliar.
Tahun ini PT Timah optimistis industri timah masih cukup baik. Berdasarkan data Berdasarkan data International Tin Association (ITA), pada 2017 konsumsi logam timah dunia meningkat sebesar 3,2 persen.
Dari data tersebut, penggunaan logam timah tidak hanya digunakan untuk elektronik dan tin plate saja, melainkan juga dikembangkan dalam pembuatan batere lithium, penggunaan komponen industri dan otomotif, PVC stabilizer yang lebih ramah lingkungan, dan lain sebagainya.
“Seiring penggunaan timah yang terus berkembang tersebut, maka kebutuhan timah dunia pun diproyeksikan akan ikut meningkat sehingga industri pertimahan di tanah air dapat terus tumbuh dan berkembang,” terangnya.
Sinergi Holding BUMN Tambang
Untuk optimalisasi nilai BUMN serta mendukung perekonomian dan kesejahteraan rakyat, PT Timah bekerja sama dengan anggota holding BUMN Industri Pertambangan maupun dengan BUMN lainnya.
Sinergi yang dilakukan dengan anggota holding BUMN tambang yaitu Bukit Asam dan Aneka Tambang. PT Timah bekerjasama untuk kegiatan eksplorasi dan pengadaan bahan baku.
Untuk kegiatan eksplorasi, perseroan melakukan kerjasama dengan Aneka Tambang terkait jasa pengeboran darat untuk pengembangan tambang timah primer. Adapun dalam proses peleburan logam timah, perseroan bekerja sama dengan Bukit Asam untuk pengadaan antrasit.
Sedangkan sinergi dengan BUMN lainnya, PT Timah bekerja sama dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) untuk melakukan kerjasama layanan perbankan berupa pembayaran fasilitas bagi mitra perusahaan dalam bentuk kartu tambang.
Tujuannya untuk mempermudah pembayaran imbal jasa kepada mitra tambang perusahaan. Di samping itu PT Timah juga bekerja sama dengan PT Pertamina dalam pengadaan bahan bakar HSD. (AM)