Bareksa.com - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengumumkan total perolehan kontrak baru di kuartal I 2018 telah mencapai sebesar Rp9,5 triliun atau meningkat 42 persen dibandingkan periode sama tahun 2017 sebesar Rp6,7 triliun.
"Sampai dengan Maret 2018 Perseroan telah merealisasikan perolehan kontrak baru sebesar 19 persen dari target kontrak baru yang telah ditetapkan oleh management sebesar Rp49 triliun di 2018," kata Direktur Utama PTPP, Tumiyana dalam siaran pers yang dipublikasi di Jakarta, Rabu, 11 April 2018.
Tumiyana mengatakan, kontrak baru dari BUMN masih mendominasi perolehan di kuartal I 2018 dengan kontribusi sebesar Rp5,3 triliun atau 55,5 persen disusul oleh swasta sebesar Rp3,6 triliun (37,5 persen) dan APBN sebesar Rp661 miliar (7,0 persen).
Sementara itu, dari tipe pekerjaan, mayoritas berasal dari gedung 55,5 persen, bandara 20,2 persen, jalan dan jembatan 11,7 persen. Sisanya disumbangkan oleh industri 6,1 persen, minyak bumi dan gas 4,9 persen, kereta api 0,9 persen dan pembangkit tenaga listrik 0,7 persen.
Adapun beberapa kontrak baru yang diperoleh Perseroan di bulan Maret 2018 di antaranya adalah Hotel Mandalika Paramount sebesar Rp850 miliar, Bandara Syamsudin Noor sebesar Rp559 miliar, Access Road Cisokan sebesar Rp387 miliar, ERIC Solid Waste Management Sidoarjo sebesar Rp333 Miliar dan ERIC Solid Management Malang sebesar Rp238 miliar.
Posisi keuangan prima
Sepanjang 2017 sendiri emiten konstruksi milik negara ini terbilang positif dengan mencatatkan total aset sebesar Rp41,8 triliun, atau meningkat 34 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya di 2016 sebesar Rp31,2 triliun.
Dalam periode yang sama, posisi pinjaman berbunga (interest-bearing debts) mencapai Rp8,9 triliun dengan kas dan setara kas sebesar Rp9,4 triliun dan ekuitas sebesar Rp14,2 triliun. Sementara posisi interest-bearing debts di 2016 hanya sebesar Rp6,8 triliun dan kas dan setara kas sebesar Rp9,1 triliun serta ekuitas sebesar Rp10,8 triliun.
Artinya pada periode tersebut PTPP mampu menjaga rasio gearing (interest-bearing debt to equity) di 0,6 kali selama tahun 2017 dengan neraca perusahaan dalam kondisi net cash.
Perseroan memiliki EBITDA sebesar Rp2,8 triliun di 2017 atau naik sebesar 36 persen secara year-on-year dibandingkan pencapaian sebesar Rp2,1 triliun di 2016, sehingga rasio interest-bearing debts to EBITDA Perseroan di 2017 mencapai 3,2 kali atau sedikit lebih baik dibandingkan 3,3 kali di 2016.
Sejak 2011 sampai dengan 2017, PTPP memilki rata-rata rasio gearing sebesar 0,94 kali dengan rasio interest-bearing debts to EBITDA rata-rata sebesar 2,57 kali dan rasio interest-bearing debt to asset rata-rata sebesar 0,20 kali.
Di samping itu, dalam periode yang sama pula, PTPP mampu menjaga arus kas operasional positif. Arus kas operasi PTPP tercatat positif sebesar Rp1,46 triliun atau naik sebesar 48 persen dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp987 miliar.
“Kualitas kesehatan keuangan merupakan kunci sukses bagi pertumbuhan yang berkelanjutan sehingga manajemen PTPP selalu berupaya untuk menjaga kondisi keuangan tetap prima,” tutup Tumiyana.
Sekedar informasi, per tanggal 15 Maret 2018, lembaga credit rating Pefindo menegaskan rating “A+” dengan Outlook Stabil kepada PTPP dan Obligasi Berkelanjutan. Rating ini mencerminkan posisi PTPP yang kuat di industri konstruksi nasional, sumber pendapatan yang terdiversifikasi, dan ukuran-ukuran proteksi arus kas yang di atas rata-rata.
PTPP merencanakan untuk menerbitkan obligasi berkelanjutan dengan target sebesar Rp3 triliun, di mana sebagian besar dana penerbitan obligasi ditujukan untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang akan dikerjakan oleh perseroan. (K20/hm)