Bareksa.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akhirnya memutuskan Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia dan Doddy Budi Waluyo sebagai Deputi Gubernur BI. Keputusan ini diambil melalui proses musyawarah untuk mufakat.
Ketua Komisi XI DPR Melchias Markus Mekeng mengungkapkan, keputusan ini merupakan hasil keputusan 36 anggota dari 10 fraksi. "Keputusan berdasarkan musyawarah mufakat bukan mekanisme voting," ujar dia di Jakarta, Rabu (28/3).
Hari ini, Perry Warjiyo menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR. Perry ditunjuk sebagai calon tunggal Gubernur BI oleh Presiden Joko Widodo menggantikan Agus DW Martowardojo yang berakhir masa jabatannya pada Mei 2018.
Dengan terpilihnya Perry dan Doddy, Mekeng berharap, BI bisa menjaga stabilitas nilai tukar dan inflasi agar bisa lebih baik. Sebab apabila nilai tukar ada gangguan maka masyarakat langsung panik, padahal ekonomi baik-baik saja.
Sebelumnya, beberapa pihak seperti Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyambut positif pencalonan Perry Warjiyo sebagai calon tunggal Gubernur BI. Kehadiran Perry di posisi puncak BI diharapkan bisa mengantisipasi adanya risiko yang bisa mengancam stabilitas moneter akibat kenaikan The Fed Fund Rate (FFR).
Ketua Umum Perbanas Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan Perry memiliki banyak pengalaman di moneter. Dengan pengalaman tersebut, Perry diharapkan bisa menjaga stabilitas moneter yang nantinya menjadi daya dorong untuk ditransmisikan ke sektor riil.
Meski begitu, peninggalan kinerja Agus Martowardojo yang berhasil menjaga tingkat inflasi rendah, suku bunga menurun dan sistem pembayaran yang baik menjadi tantangan tersendiri bagi Perry Warjiyo.
Apalagi tahun ini, Federal Reserves berpeluang menaikkan FFR sebanyak empat kali. ”FFR memang akan naik empat kali, namun Perry memahami hal itu, sehingga tentunya bisa dilanjutkan dengan kebijakan yang menjaga stabilitas yang tetap menunjukkan pertumbuhan (growth),” kata dia.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah mengungkapkan, Perry Warjiyo cocok untuk menjadi calon Gubernur BI. Alasan ini didukung oleh kemampuan Perry yang merupakan orang internal BI, memiliki keahlian di bidang moneter, memahami makro prudensial, seta memiliki pengalaman bekerjasama dengan berbagai instansi baik di dalam maupun luar negeri.
“Tentu saya rasa dengan karakternya yang juga punya integritas, profesional, mendahulukan kepentingan bangsa dan negara, saya rasa cocok dia,”kata dia.
Riwayat Karir
Perry adalah pria kelahiran Sukoharjo yang lahir pada 1959. Setelah menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada, Perry melanjutkan pendidikan di Iowa State University hingga meraih master dan Ph.d
Sebelumnya, Perry menjabat sebagai deputi gubernur BI. Kemudian, Perry juga pernah menjadi asisten gubernur untuk kebijakan moneter, makroprudensial dan internasional. Perry juga pernah menduduki posisi penting selama dua tahun sebagai direktur eksekutif di IMF.
Sementara Dody Budi Waluyo lahir di Jakarta pada tahun 1961. Pendidikan Ekonomi Studi Pembangunan dijalaninya pada tahun 1980, hingga memperoleh gelar dari Universitas Indonesia. Pada tahun 1995, Dody melanjutkan pendidikan di University of Colorado, USA, hingga meraih gelar Master.
Sejak berkarier di Bank Indonesia pada tahun 1988, Dody telah menunjukkan prestasi yang gemilang, yang antara lain terlihat dari berbagai penugasan internasional yang pernah dijalaninya. Pada tahun 2010-2012, Dody bertindak sebagai anggota Working Group G20, BIS, IMF, dan World Bank, di Bidang Moneter dan Keuangan.
Sebelumnya, Dody pernah bertindak sebagai anggota Working Group FDI Statistics di ASEAN pada 2003-2006, dan sebagai Advisor to Executive Directorat South East Asia Voting Group Office, International Monetary Fund, Washington D.C, USA pada tahun 2000-2003.
Di dalam BI, beberapa jabatan yang pernah diduduki oleh Dody antara lain sebagai Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter serta Kepala Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat. Saat ini, Dody menjabat sebagai Kepala Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola. (K09/AM)