Bareksa.com - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) menargetkan bisa meraih kontrak sebesar Rp16,59 triliun di 2018 atau naik sebesar 28,2 persen dari realisasi tahun 2017. Jumlah tersebut terdiri dari kontrak baru sebesar Rp7,83 triliun dan carry over sebesar Rp8,76 triliun.
“Komposisi perolehan kontrak baru tahun 2018 direncanakan berasal dari pemerintah: 30 persen, BUMN 30 perden dan swasta 40 persen,” kata Direktur Utama WEGE, Nariman Prasetyo di Jakarta, Senin, 26 Maret 2018.
Sementara terkait penjualan (termasuk penjualan KSO) WEGE kata Nariman pihaknya menargetkan Rp5,56 triliun atau naik 38,1 persen dari 2017 sebesar Rp4,03 triliun dan target laba bersih tahun 2018 Rp425,7 miliar atau naik 48,9 persen dari target tahun 2017 sebesar Rp285,8 miliar.
Ia sendiri mengaku optimis target-target tersebut bisa dicapai, mengingat kinerja hingga minggu ketiga Maret 2018 saja sudah cukup memuaskan. Menurut catatan WEGE telah membukukan kontrak baru sebesar Rp2,29 triliun sejak awal tahun hingga minggu ketiga Maret 2018.
Capaian kontrak baru tersebut terdiri atas perolehan beberapa proyek antara lain, Transpark Cibubur, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Ruko & Sekolah Podomoro Golf View Cimanggis, Gedung Fasilitas Produksi Media, Surveilans dan Epidemilogi, Teknik dan Pengawasan Mutu PT Biofarma (Persero), Perluasan Gedung Terminal Penumpang Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Transmart Majapahit Semarang dan Transmart Pekalongan.
"Di sisi lain kami juga akan menggelontorkan belanja modal sebesar Rp667 miliar untuk mendukung target di 2018," tambah Nariman.
Kinerja 2017
Untuk tahun lalu, WEGE berhasil meraih pertumbuhan laba tertinggi sepanjang sejarah perseroan, yaitu mencapai Rp295,75 miliar (sebelum dikurangi hak kepentingan non pengendali). Jumlah tersebut naik 106,49 persen jika dibandingkan dengan realisasi laba bersih di tahun 2016.
Di sisi lain pencapaian laba tersebut juga melampaui target laba (RKAP) tahun 2017, yaitu Rp285,8 miliar. Peningkatan laba bersih itu didorong oleh pertumbuhan penjualan (tidak termasuk proyek kerjasama operasi/KSO), yaitu mencapai Rp3,9 triliun atau naik 102,09 persen dari realisasi penjualan tahun 2016 sebesar Rp1,93 triliun.
Menurut Direktur Keuangan Abiprayadi Riyanto, pertumbuhan laba tersebut berasal dari perolehan kontrak baru di sektor konstruksi pemerintah dan BUMN sebesar 46 persen dan sisanya dari dari swasta.
“Porsi pemerintah dan BUMN di tahun 2017, yaitu sebesar 46 persen ini sesuai dengan arah strategi perusahaan untuk mengkombinasikan segmen pemerintah dan BUMN sama berimbang dengan porsi swasta,” ungkap Abiprayadi.
Sementara itu terkait cash flow perusahaan per 31 Desember 2017, WEGE membukukan arus kas dari aktivitas operasi mencapai Rp636,5 miliar yang berasal dari pencairan piutang serta pembayaran uang muka dari pelanggan.
Arus kas positif ini menunjukkan bahwa operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk membayar dividen dan investasi baru.
“Kondisi keuangan tersebut mencerminkan fundamental WEGE yang sehat dan tumbuh,” jelas Abiprayadi. (K20/hm)