Bareksa.com - Tahun 2017 merupakan tahun yang mengembirakan bagi industri batu bara, seiring dengan peningkatan harga komoditas ini di pasar global. Dengan kondisi itu, kinerja emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak di bidang batu bara pun ikut terkerek naik.
Harga batu bara Newcastle telah naik sebesar 22 persen dari awal tahun 2017 dari harga US$83 per metric ton menjadi US$102 per metric ton hingga akhir tahun 2017. Begitu pula dengan batu bara Rotterdam yang naik sebesar 18 persen dari harga US$81 per metric ton menjadi US$96 per metric ton hingga akhir 2017.
Kenaikan harga batu bara global ini juga memberikan dampak positif bagi kinerja emiten-emiten terkait batu bara di Bursa Efek Indonesia (BEI), salah satunya adalah PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Sepanjang tahun lalu, kinerja perusahaan penambangan sekaligus kontraktor jasa tambang batu bara ini cemerlang, yang juga diikuti dengan pergerakan harga sahamnya.
Sepanjang 2017, Delta Dunia berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 25 persen menjadi US$765 juta dari US$611 juta pada tahun 2016. Kenaikan pendapatan ini juga diikuti oleh kenaikan beban pokok penjualan sebesar 21 persen menjadi US$540 juta pada 2017. Hal ini membuat laba bersih perusahaan pada 2017 juga tumbuh sebesar 26 persen menjadi US$47 juta dari US$37 juta pada 2016 lalu.
Pertumbuhan kinerja sepanjang 2017 ini didukung oleh bisnis utama Delta Dunia, yaitu penambangan batu bara dan jasa pertambangan yang juga bertumbuh sebesar 25 persen. Sebagai informasi, semua pendapatan dan aset usaha Delta Dunia berasal dari Indonesia.
Pada tahun 2018 ini, Delta Dunia menandatangani kontrak jasa pertambangan melalui anak usaha utamanya, yaitu PT Bukit Makmur Mandiri Utama dengan PT Tanah Bumbu Resources (TBR) yang merupakan anak usaha dari Geo Energy Resources Limited (Geo Energy). Geo Energy sendiri merupakan grup usaha pertambangan terintegrasi dan terdaftar di Bursa Efek Singapura. TBR berlokasi di Provinsi Kalimantan Selatan.
Nilai kontrak tersebut diperkirakan mencapai lebih dari Rp7 triliun (setara dengan lebih dari US$500 juta). Kinerja Delta Dunia ke depan juga akan dipengaruhi oleh pertumbuhan harga batu bara global.
Sementara itu, pergerakan harga saham DOID di Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun 2018 telah bertumbuh sebesar 35 persen. Dan pada penutupan perdagangan Senin (26 Maret 2018), saham ini kembali naik 4,8 persen ke level harga Rp975 per lembar saham. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.