Bareksa.com – PT Medikaloka Hermina bersiap melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham tahun ini. Perseroan telah menunjuk empat perusahaan sekuritas sebagai penjamin emisi (underwriter).
Business Development Department Head Medikaloka Hermina, Meidy Maulia Rakhmi, mengatakan rencananya perseroan akan menggunakan buku audit Desember 2017 untuk melangsungkan IPO saham. Perseroan melakukan mini ekspose dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Rabu, 21 Maret 2018.
“Banyak yang harus dipersiapkan, kita usahakan tahun ini,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 21 Maret 2018.
Meidy mengungkapkan perseroan telah menunjuk empat perusahaan sebagai underwriter. Keempat perusahan tersebut adalah Citigroup Sekuritas Indonesia, Credit Suisse Sekuritas Sekuritas Indonesia, DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan Mandiri Sekuritas.
Hermina masih mengkaji jumlah saham yang akan dilepas ke publik. Menurut Meidy, rencananya perseroan tidak akan terlalu banyak melepas saham ke publik, tetapi ada peraturan minimum emisi saham.
Nantinya bakal ada saham baru serta kemungkinan saham divestasi pemegang saham lama yang akan dilepas ke publik. Tetapi dia belum bisa mengungkapkan jumlah saham yang akan dilepas ke publik.
Sementara itu, untuk target penggalangan dana dari IPO saham, Meidy mengungkapkan kemungkinan berkisar US$200 juta atau sekitar Rp2-3 triliun. “Tetapi intinya belum pasti,” tutur dia.
Hermina bakal menggunakan dana hasil IPO saham untuk ekspansi. Dia mengungkapkan bahwa perseroan menargetkan memiliki hingga 40 rumah sakit hingga 2020.
September tahun lalu, perseroan baru saja mendapatkan private equity, Creador senilai Rp600 miliar. Masuknya Creador merupakan bagian langkah perseroan untuk go public.
Menurut Presiden Direktur Hermina, Hasmoro, pihaknya telah bermitra dengan Creador sejak 2013. Hasmoro bercerita, pertemuan dengan Creador merupakan salah satu niat perseroan untuk mengembangkan bisnisnya.
“Jadi saat itu, kami butuh modal dan mulai membuka diri ke investor. Karena kami juga memang berniat untuk go public,” ujar Hasmoro.
Sayang, Hasmoro belum mau mengungkapkan kapan rencana go public Hermina bisa terealisasi. Dia hanya bilang, sampai saat ini rencana tersebut masih dalam kajian. Yang jelas, Hasmoro meyakini keberadaan Creador dapat membawa Hermina dan sektor kesehatan Indonesia menjadi lebih baik ke depannya.
Sementara itu, Senior Managing Director Creador, Cyril Noerhadi, menyampaikan investasi di Hermina yang setara US$45 juta menjadi bagian dari total investasi Creador yang mencapai US$100 juta di sektor farmasi dan kesehatan. Adapun total investasi Creador di Indonesia sudah mencapai US$ 200 juta.
“Kepemilikan kami di Hermina itu minoritas. Pemilik mayoritasnya adalah 13 pihak yang semuanya pendiri dan merupakan dokter,” ucap Cyril.
Cyril juga menerangkan, rata-rata investasi yang dilakukan Creador merupakan jangka panjang dengan kisaran waktu 5 tahun. Cyril juga menegaskan, selama ini Creador lebih tertarik untuk berinvestasi pada sektor konsumer yang jasa dan produknya dibeli perorangan.
Khusus untuk sektor rumah sakit, menurut Cyril sektor ini masih dalam masa pertumbuhan yang pesat dan merupakan bagian yang penting. “Sekaligus penerima manfaat dari program pemerintah untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk seluruh masyarakat Indonesia melalui BPJS Kesehatan,” tambahnya. (AM)