Harga Minyak Naik Tertinggi Pada Maret, 3 Saham Ini Terkerek

Bareksa • 21 Mar 2018

an image
Ilustrasi harga minyak mentah bensin (BBM) global naik. Copyright: <a href='https://www.123rf.com/profile_bluebay'>bluebay / 123RF Stock Photo</a>

Harga minyak WTI naik 2,1 persen menjadi US$63,4 per barel dan minyak Brent naik 1,6 persen menjadi US$67,1 per barel

Bareksa.com - Harga minyak global baik West Texas Intermediate (WTI) ataupun Brent serentak naik pada perdagangan Selasa (20 Maret 2018), dan mencatatkan kenaikan tertinggi pada bulan ini. Hal ini pun menjadi sentimen positif yang mendorong sejumlah saham minyak dan gas (migas) tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Harga minyak WTI naik 2,1 persen menjadi US$63,4 per barel dan minyak Brent naik 1,6 persen menjadi US$67,1 per barel. Kenaikan minyak global pada hari Selasa ini merupakan kenaikan tertinggi pada bulan Maret.

Kenaikan harga komoditas ini lebih disebabkan oleh meningkatnya ketegangan Iran dan Arab Saudi yang memicu kekhawatiran akan adanya potensi gangguan pasokan dan distribusi minyak di sana. Arab Saudi menyebut kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia sebagai “kesepakatan yang cacat”, menjelang pertemuan antara pangeran mahkota Saudi dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Diketahui, keduanya sangat kritis terhadap Iran.

Pergerakan Harga Minyak Dunia

Mengutip Reuters, ketegangan itu terjadi karena Amerika Serikat berpotensi memberlakukan kembali sanksi kepada Iran. Trump telah mengancam untuk menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir antara Teheran dan enam kekuatan dunia. Hal ini akhirnya memicu prospek terkait sanksi baru yang dapat melukai industri minyak Iran. Sebagai informasi, Iran merupakan salah satu produsen minyak dunia terbesar.

Pada tahun lalu Dewan keamanan PBB memberikan sanksi kepada Iran berupa larangan ekpor minyak ke Uni Eropa. Embargo ekspor minyak Iran ini disebabkan oleh percobaan dan pengembangan nuklir yang dilakukan negara tersebut. 

Selain itu, terus turunnya produksi di Venezuela sejak 2005 lalu menjadi di bawah 2 juta barel per hari karena krisis ekonomi juga turut mendukung kenaikan harga minyak tersebut.

Sementara itu, memang negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam Organisasi Negara-Negara Eksportir Minyak (OPEC) sudah memutuskan untuk melakukan pemangkasan produksi minyak tahun lalu dan akan dijalankan hingga akhir 2018 untuk menurunkan kelebihan pasokan dan menaikkan harga minyak global.

Akan tetapi, dengan usaha negara OPEC dan sekutunya menururunkan pasokan, Amerika Serikat malah terus meningkatkan produksinya. Hal ini tercermin dari terus bertambahnya total rig milik AS, pada minggu lalu menjadi 800 rig. Peningkatan produksi yang dari Amerika Serikat ini tentunya akan menjadi sentimen penghambat bagi kenaikan harga minyak global.

Seiring dengan peningkatan harga minyak global, sejumlah saham terkait migas di Bursa Efek Indonesia ikut terkerek. Sebut saja PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang hingga pukul 10:15 WIB perdagangan hari ini sudah naik masing-masing 2,23 persen, 2,12 persen, dan 3,81 persen. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut