BLTA akan Temui BEI Minta Suspensi Saham Dibuka

Bareksa • 16 Mar 2018

an image
Kapal Tanker Gamsunoro milik PT Pertamina meninggalkan Galangan Kapal Sumitomo Heavy Industries usai serah terima di Yokosuka, Jepang, Selasa (24/6) - (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Pertemuan tersebut menjadi salah satu syarat untuk pertimbangan pembukaan suspensi perdagangan saham perseroan di BEI

Bareksa.com – Manajemen PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) bakal bertemu dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam satu hingga dua pekan mendatang. Pertemuan tersebut menjadi salah satu syarat untuk pertimbangan pembukaan suspensi perdagangan saham perseroan di BEI.

Direktur Berlian Laju Tanker, Anthony Budiawan, menuturkan pihaknya tidak memahami mengapa perdagangan saham perseroan masih disuspensi oleh bursa. Dia mengaku selama ini manajemen telah memenuhi syarat administrasi yang diminta oleh BEI.

“Dan kinerja keuangan perseroan juga sudah positif,” ujarnya di Jakarta, Jumat, 16 Maret 2018.

BEI telah mesuspensi perdagangan saham BLTA hampir dua tahun.

Anthony mengungkapkan perseroan saat ini belum bisa menggalang dana dari ekuitas maupun pinjaman perbankan. Untuk melakukan penambahan modal, suspensi saham perseroan perlu dibuka terlebih dahulu.

Berlian Laju Tanker telah melakukan restrukturisasi utangnya pada 2015. Utang obligasi perseroan diputuskan akan dikonversi menjadi saham seri A sebanyak 11,93 miliar dengan nilai nominal Rp62,5 per saham.

Hingga 28 Februari 2018, kreditur obligasi yang telah mengonversi utangnya menjadi saham sebanyak 9,14 miliar saham. Sedangkan sisanya sebesar 2,79 miliar saham masih belum dikonversi oleh dua pihak pemegang obligasi.

Dia berharap setelah bertemu dengan BEI dan menjelaskan secara transparan tentang perusahaan kepada bursa dan kemudian bakal ada kabar baik dari pemegang obligasi yang belum mengonversi utang menjadi saham.

“Mudah-mudahan dalam 1-2 bulan sudah ada kabar baik,” tutur Anthony.

Sementara, perseroan masih mendapatkan peringkat gagal bayar (default) dari perbankan. Sehingga, perbankan belum dapat memberikan pinjaman kepada perseroan untuk melakukan ekspansi.

Dia mengakui selama predikat kolektivitas bank masih rendah dan suspensi saham belum bisa dibuka perseroan mengalami kesulitan kas. Karena itu perseroan mencari strategi untuk menjalankan bisnisnya.

Strategi yang dilakukan Berlian Tanker saat ini untuk meningkatkan performa keuangannya melalui pengerjaan kontrak dengan menyewa kapal. Tahun lalu, perseroan mengerjakan kontrak pengiriman menggunakan dua buah kapal sewa.

Total, perseroan mengoperasikan 10 kapal tanker tahun lalu. Dari jumlah tersebut dua di antaranya merupakan kapal yang disewa pada 2017.

Delapan kapal yang dioperasikan tahun lalu adalah chemical tanker dan sisanya sebanyak dua kapal adalah gas tanker. Area perdagangan kapal perseroan tahun lalu berada di Indojnesia, Asia Tenggara, Asia Timur Jauh dan India.

Menurut Anthony, mengerjakan kontrak dengan dua kapal sewa cukup efektif mendongkrak kinerja keuangan perusahaan. Hingga kuartal III 2017, Berlian Tanker membukukan pendapatan US$13,25 juta, meningkat dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya US$10,88 juta.

Berlian Tanker mencatat laba bersih US$3,14 juta pada kuartal III tahun lalu, jauh membaik dibandingkan rugi bersih yang dibukukan pada periode yang sama tahun sebelumnya US$2,92 juta.

Perseroan membukukan laba bruto US$2,63 juta, lebih baik dari kuartal III 2016 yang sebesar US$2,32 juta. Hal itu terjadi karena ada penurunan biaya dari biaya tenaga ahli. “Perseroan tidak lagi menggunakan jasa tenaga ahli,” kata dia. (AM)