Saham ERAA Naik 75 Persen Sejak Awal 2018, Ini Kinerja Keuangannya

Bareksa • 12 Mar 2018

an image
Ilustrasi penjualan telepon selular (handphone) dengan berbagai merek. ANTARA FOTO/Novrian Arbi

Perusahaan distributor ponsel dan voucher pulsa ini terus berekspansi hingga masuk ke bisnis fintech

Bareksa.com - PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) terus berekspansi di tengah penutupan sejumlah gerai peritel telepon seluler demi efisiensi. Harga saham ERAA pun terus melonjak hingga 75 persen sejak awal tahun ini seiring dengan kinerjanya.

Ketika beberapa peritel ponsel menutup gerai pada tahun 2017 untuk meningkatkan efisiensi, sejumlah vendor besar seperti Oppo, Samsung, Vivo, Apple justru melakukan ekspansi dengan menambah gerai resmi baru. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh salah satu peritel ponsel yang tercatat di Bursa Efek Indonesia ini, Erajaya. Pada tahun ini, ERAA berencana akan menambah 250 gerai baru. Penambahan gerai ritel ponsel tersebut meningkat lima kali lipat dibandingkan  dengan penambahan toko pada tahun 2017.

Tidak hanya membuka gerai baru, perusahaan distributor ponsel dan voucher pulsa ini juga masuk ke bisnis teknologi finansial (fintech). Akhir bulan lalu, perseroan telah mengumumkan pembelian saham PT Indonesia Orisinil Teknologi (IOT) sebanyak 5.099 lembar saham atau 50,99 persen dari saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Saham itu milik Agus Triana Runtuwene.

Dijelaskan dalam keterbukaan informasi tertanggal 28 Februari 2018, tujuan akuisisi PT IOT oleh perseroan adalah untuk mengembangkan bisnis perseroan dengan cara mendaftarkan PT IOT untuk memperoleh izin menjalankan bisnis layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kemudian, pada hari ini 12 Maret 2018, Erajaya juga telah mengumumkan pendirian anak usaha di Singapura. Corporate Secretary Erajaya Amelia Alen menjelaskan pada 7 Maret 2018, perseroan telah mendirikan entitas anak dengan nama Erajaya Holding Pte. Ltd yang dimiliki 100 persen oleh perseroan. Entitas tersebut akan menjadi holding company (perusahaan induk) bagi anak perseroan di luar Indonesia.

Berdasarkan laporan keuangan September 2017, Erajaya merupakan salah satu peritel yang 80 persen pendapatannya berasal dari penjualan telepon selular dan tablet dan selebihnya dari penjualan voucher elekronik, computer, dan perangkat lainnya.

Adapun segmen geografis konsumen ERAA dikelompokkan menjadi tiga wilayah, yaitu wilayah Barat terdiri dari Sumatera dan Jawa, wilayah Tengah terdiri dari Jabodetabek, Kalimantan, Singapura, dan Malaysia, serta wilayah Timur yaitu daerah di luar wilayah barat dan tengah. Selain itu, sebesar 64 persen penjualan ERAA ada di wilayah Tengah, 21 persen di wilayah barat, dan selebihnya di wilayah timur. 

Menelisik laporan keuangan ERAA, laba bersih perseroan terpantau terus meningkat seiring dengan pendapatannya. Sepanjang sembilan bulan 2017, pendapatan ERAA naik 6,8 persen menjadi Rp16,6 triliun dari Rp 15,5 triliun di periode yang sama tahun 2016. Hal ini membuat laba bersih perseroan naik 16,9 persen menjadi Rp222 miliar dari Rp190 miliar di periode yang sama tahun 2016.

Seiring dengan kinerja keuangan ini, kinerja saham ERAA juga terus menunjukkan kenaikan. Pada awal tahun 2018, saham ERAA ada di level Rp720 per lembar saham dan pada penutupan perdagangan Jumat (9 Maret 2018), saham ERAA sudah ada di level Rp1.255 per lembar saham. Harga penutupan terakhir tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 75 persen. (hm)