Bareksa.com – Saham emiten penyedia kertas terbesar di Indonesia PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) menunjukkan performa cemerlang selama setahun terakhir hingga mendorong harga saham naik 891 persen.
Dalam riset Bahana Sekuritas, analis memberi rekomendasi beli dengan target harga Rp16.000, seiring dengan sentimen bangkitnya harga bubur kertas atau pulp global.
Pada penutupan perdagangan, Jumat 9 Maret 2018, akhir pekan lalu, harga saham INKP kembali naik 1,9 persen menjadi Rp12.275 dari penutupan sebelumnya Rp12.050. Peningkatan ini seiring dengan ramainya perdagangan saham INKP.
Tercatat transaksi saham INKP pada Jumat mencapai Rp220 miliar dan sebanyak 175 ribu lot saham INKP telah berpindah tangan.
Jika ditarik lebih jauh yakni selama setahun terakhir saham yang terafiliasi dengan grup Sinarmas ini sudah terbang 891 persen.
Return ini jauh di atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya naik 19,26 persen. Bahkan peningkatan saham INKP melebihi indeks industri dasar yang naik 33,74 persen setahun. .
Dalam riset Bahana Sekuritas yang diberikan kepada nasabah, memberi rekomendasi beli saham INKP dengan target harga Rp16.000. Potensi kenaikan harga saham mencapai 33 persen dari harga penutupan Jumat lalu, jika proyeksi PER sebesar 12 kali.
Perbandingan Kinerja INKP , IHSG dan Indeks Industri Dasar
Sumber: Bareksa.com
Meroketnya harga saham INKP terdorong kebijakan Pemerintah Cina yang ingin mengurangi polusi besar-besaran dengan cara menutup beberapa pabrik kertas pada 2017, membuat pasokan pulp dipasar global berkurang hingga 40 persen.
Lembaga penyedia data hutan global, RISI memproyeksikan jika akan ada peningkatan permintaan tissue dan pulp sejak 2016 hingga 2020 masing-masing 5 dan 4 persen per tahunnya
Disebutkan juga oleh Analis Bahana bahwa dampak berkelanjutan dari tindakan lingkungan Cina yang ketat di 2017 mendorong harga pulp di 2017 berada di harga rata-rata US$636 per ton atau tumbuh 26 persen year on year (YOY)
Harga Bubur Kertas
Sumber: Bloomberg yang disajikan dalam riset Bahana Sekuritas
Apakah kenaikan harga saham INKP ini didukung fundamentalnya?
Berdasarkan analisis Bareksa, INKP pada kuartal III 2017 membukukan penjualan Rp30,5 triliun sepanjang Januari-September 2017, atau naik 15,7 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp26,38 triliun.
Menurut laporan keuangan perusahaan, peningkatan penjualan ini disebabkan naiknya penjualan ekspor menjadi Rp14,8 triliun dari sebelumnya Rp12,4 triliun.
Peningkatan penjualan mendorong laba neto perseroan yang didistribusikan ke pemilik induk meningkat jadi Rp3,8 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp2,6 triliun.
Perbandingan Pendapatan dan Laba INKP
Sumber: Bareksa.com
Dari sisi rasio utang atau debt to total equity ratio (DER) terlihat terus menurun. Pada kuartal III 2017, DER jadi 1,35 kali dari sebelumnya 1,52 kali.
Rasio Total Utang Terhadap Ekuitas (DER)
Sumber: Bareksa.com
Sementara itu Indonesia sendiri tercatat sebagai produsen kayu pulp dengan biaya terendah di dunia. Sebab pasokan kayu di Indonesia yang banyak sehingga mampu menekan harga.
Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai hutan paling luas dengan cakupan area 94 juta hektare, yang setara dengan 52 persen dari total luas lahan hutan di bumi. (Baca : Perusahaan Kertas Grup Sinar Mas, TKIM & INKP Bagi Deviden; Cum 17 Okt)
Biaya Produksi (US$/Ton)
Sumber: Fibria’s 9M17 presentation
Alasan harga pulp akan kembali meningkat
1) Kenaikan dalam perdagangan global. Pertumbuhan perdagangan global telah berangsur pulih sejak awal 2015.
2) Pemulihan ekonomi Cina. Membaiknya beberapa data Cina seperti kenaikan listrik dan beberapa komoditas serta kenaikan impor Cina. Permintaan dan impor pulp Cina turut meningkat.
3) Komitmen Cina terhadap polusi. Gangguan pasokan dari Cina (penutupan pabrik) dan pembatasan impor kertas bekas, maka Cina menargetkan pengurangan kapasitas produksi 4 juta ton per tahun dari pabrik pulp dan kertas non kayu.
Pada kuartal IV 2017, Kementerian Industri Cina memberlakukan larangan impor atas 24 jenis sampah sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk mengatasi pencemaran lingkungan secara besar-besaran. (Lihat : Operasikan Mesin Baru, Kertas Basuki Rachmat Target Penjualan Rp800 Miliar)
(AM)