Bareksa.com – PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) memproyeksikan akan memperoleh pembayaran termin dua proyek kereta ringan (light rail transit/ LRT) Jabodebek pada April 2018 sekitar Rp2 triliun. Perseroan baru saja memperoleh pembayaran pertama proyek LRT dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) senilai Rp3,42 triliun pada 8 Maret kemarin.
Direktur Keuangan Adhi Karya, Haris Gunawan, mengatakan pembayaran kontrak pembangunan LRT oleh KAI dilakukan per tiga bulan. Pembayaran termin pertama merupakan pembayaran untuk progress pembangunan proyek hingga September 2017.
“Pembayaran itu untuk progres hingga September 2017,” terangnya di Jakarta, Jumat, 9 Maret 2018.
Haris melanjutkan, untuk pembayaran termin kedua KAI akan membayar progress pengerjaan periode Oktober - Desember 2017. Pembayaran tersebut sekitar 15 persen dari total progress.
Adhi Karya telah mengajukan pembayaran termin kedua kepada KAI. Pembayaran LRT Jabodebek dilakukan oleh KAI berdasarkan progress pekerjaan yang telah dievaluasi dan diperiksa Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Hingga 2 Maret 2018, progress pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek telah mencapai 34 persen. Total progress tersebut berasal dari pembangunan tiga proyek lintasan pelayanan.
LRT Jabodebek fase I terdiri atas rute Cawang-Cibubur sepanjang 14,3 kilometer (Km) yang telah mencapai progress 57,3 persen, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas sepanjang 10,5 Km mencapai 17,7 persen dan Cawang-Bekasi Timur sepanjang 18,3 Km dengan progress 28,7 persen.
Kontrak Baru
Hingga Desember 2017, Adhi Karya mencatatkan kontrak baru Rp37,8 triliun, melonjak 129,1 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi perolehan kontrak baru perseroan antara lain berasal dari proyek perbaikan alur dan breakwater dermaga PT KBN sebesar Rp983,5 miliar, Bendungan Margatiga (JO) Rp258,9 miliar dan Apartemen Puri City Surabaya Rp248,9 miliar.
Kontribusi per lini bisnis perseroan hingga Desember 2017 didominasi oleh bisnis konstruksi dan energi 95,2 persen, properti 4,3 persen dan sisanya lini bisnis lain.
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru terdiri atas proyek pemerintah 71,2 persen, BUMN 18 persen serta proyek swasta dan lainnya 10,8 persen.
Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri atas proyek jalan, jembatan dan LRT 62,9 persen, gedung 22 persen, dermaga 4,1 persen serta infrastruktur lainnya 11 persen. (AM)