Bareksa.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menindaklanjuti salah satu janji kampanyenya yang paling kontroversial, yaitu dengan menandatangani dua proklamasi pada hari Kamis waktu setempat. Proklamasi itu terkait penerapan tarif impor baja dan aluminium tapi membebaskan Kanada dan Meksiko.
Trump tampaknya melunakkan sikapnya terhadap tarif perdagangan, mengurangi kekhawatiran perang perdagangan yang telah membuat pasar bergejolak selama sepekan terakhir. Trump menandatangani tarif di Ruang Roosevelt Gedung Putih, dikelilingi oleh para pekerja yang seharusnya mendapat keuntungan dari pergerakan tersebut. Tarif akan berlaku dalam 15 hari.
Langkah tersebut akan memberlakukan pungutan 25 persen pada impor baja dan 10 persen pada aluminium. Pejabat Gedung Putih mengatakan tarif tersebut merupakan masalah penting keamanan domestik dan ekonomi.
"Industri baja dan aluminium yang kuat sangat penting bagi keamanan nasional kita," kata Trump seperti dilansir dari CNBC. "Anda tidak memiliki baja, Anda tidak punya negara." Imbuhnya.
Selain pengecualian untuk kedua mitra North American Free Trade Agreement (NAFTA), Gedung Putih akan juga memberikan kesempatan kepada negara-negara lain untuk mengajukan pengecualian terhadap pengenaan tarif, meskipun kemungkinannya kecil.
"Jika tujuan yang sama dapat dicapai dengan cara lain, Amerika akan tetap terbuka untuk memodifikasi atau menghapus tarif untuk masing-masing negara, selama kita dapat menyetujui sebuah cara untuk memastikan bahwa produk mereka tidak lagi mengancam keamanan kita," kata Trump.
Menentukan pengecualian lebih lanjut akan bergantung pada apakah negara tersebut dapat meyakinkan Trump bahwa ada "cara alternatif yang memuaskan" untuk menyelesaikan ketidaksetaraan perdagangan, kata seorang pejabat administrasi.
Trump mulai konsen mengenai tarif selama kampanye pemilihan "Make America Great Again" pada 2016. Dia sering mengeluh soal pemerintahan sebelumnya yang menegosiasikan kesepakatan perdagangan yang tidak adil bagi ekonomi AS. Trump memutuskan bahwa dia akan meninjau kembali kebijakan itu.
Meskipun gerakan dukungan terhadap kebijakan Trump bergema, namun kebijakan ini telah menyebabkan konflik di dalam pemerintahan maupun dalam Partai Republik. Sehingga menyebabkan anggota dewan perwakilan rakyatnya menandatangani sebuah surat yang bertentangan.
Alhasil Gary Cohn, direktur Dewan Ekonomi Nasional, meninggalkan jabatannya setelah terjadi perselisihan mengenai tarif tersebut.
Kekhawatiran bahwa tarif itu akan memicu perang dagang global telah mempengaruhi volatilitas pasar sejak Trump mengumumkan rencana tarif Kamis pekan lalu, dan mundurnya penasihat ekonomi utama Gary Cohn pada hari Selasa waktu setempat telah menambah kekhawatiran tersebut.
Trump menetapkan kebijakan tarif impor baja berdasarkan Undang-Undang tentang Perluasan Perdagangan Tahun 1962 Pasal 232. Aturan ini memberikan kewenangan kepda presiden untuk menetapkan tarif dengan dasar masalah keamanan nasional. Pejabat pemerintah mengatakan industri baja dan aluminium memiliki peran penting dalam keamanan nasional.
Menyusul keputusan Trump tersebut, bursa saham AS ditutup positif dengan tiga indeks utama kompak mencatatkan kenaikan yakni Dow Jones naik 0,38 persen, S&P 500 naik 0,45 persen, dan Nasdaq naik 0,42 persen. (AM)