Bareksa.com – Bagi investor di pasar modal yang meminati investasi saham, Anda mungkin pernah merasakan bagaimana sulitnya mendapatkan porsi penjatahan penawaran perdana saham (IPO). Misalnya Anda menyampaikan penawaran Rp5-10 juta, dan saat penjatahan hanya dapat Rp1 juta.
Jawaban dari persoalan ini tentu karena banyak kalangan penjamin emisi lebih mengutamakan penawaran dari para investor institusi yang kerap kali menawar penjatahan puluhan sampai ratusan miliar. Apalagi untuk perusahaan-perusahaan yang menargetkan nilai emisi besar, misalnya mulai Rp500 miliar hingga Rp1 triliun.
Para penjamin emisi pun punya alasan kuat mengapa lebih mengutamakan investor institusi ketimbang ritel. Hal ini jelas karena terkait dengan target perolehan dana perusahaan yang akan IPO.
Seperti disampaikan Associate Director PT Sinarmas Sekuritas, Harta Setiawan, investor ritel memang agak susah mendapat porsi penjatahan saham IPO. “Sehingga, akhirnya banyak memilih untuk masuk di secondary market,” ujar Harta kepada Bareksa di Jakarta, Kamis, 8 Maret 2018.
Sinarmas Sekuritas baru saja terlibat sebagai penjamin emisi IPO PT Tridomain Performance Materials Tbk. Perusahaan produsen material khusus ini menawarkan 5,78 miliar saham atau 40 persen dari modal ditempatkan dan disetor dengan harga penawaran mulai Rp210 sampai Rp270.
Harta menuturkan, untuk IPO Tridomain Materials, pihaknya sebagai penjamin emisi juga lebih mengutamakan investor institusi. Khususnya investor institusi domestik.
Meski begitu, Sinarmas Sekuritas juga masih memberi ruang untuk investor ritel agar bisa masuk saat masa penawaran berlangsung. “Tetap ada jatah untuk investor ritel. Lihat demandnya,” kata Harta.
Harta memberikan tips, jika Anda sebagai investor ritel hanya mendapat sedikit jatah dalam masa penawaran IPO, maka masuk di secondary market menjadi pilihan untuk menambah kepemilikan.
Tentunya dengan keyakinan bahwa saham yang dipilih merupakan milik perusahaan yang punya prospek kinerja baik.
Pipeline Sinarmas
Harta menambahkan selain Tridomain Materials, pihaknya juga punya pipeline IPO perusahaan properti yang direncanakan bisa IPO pada Mei mendatang. Selain itu juga ada beberapa perusahaan startup yang sudah mulai melakukan pendekatan untuk bisa merealisasikan rencana IPO.
“Tapi untuk startup ini baru sebatas pembicaraan. Karena mereka (startup) banyak yang harus diperbaiki, terutama mengenai laporan keuangannya,” imbuh Harta.
Sinarmas Sekuritas sendiri telah membawa PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) sebagai perusahaan startup pertama yang menjadi emiten saham di BEI. Bahkan kini, saham KIOS berhasil tumbuh signifikan dari harga perdananya Rp375 menjadi Rp2.800 per 7 Maret 2018.
Selain IPO saham, Harta juga menyampaikan, Sinarmas Sekuritas akan lebih banyak menanganani pencatatan emisi obligasi. Untuk yang satu ini, Harta belum ingin menyampaikan identitas perusahaan tersebut. (AM)