Bareksa.com - Lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) meningkatkan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia dari BBB-/Outlook Positif menjadi BBB/Outlook Stabil. Sebelumnya R&I pada 5 April 2017, mengafirmasi rating Indonesia di level BBB- (investment grade).
Berdasarkan keterangan tertulis R&I Rabu, 7 Maret 2018, faktor kunci yang mendukung kenaikan SCR Indonesia adalah perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang baik dengan inflasi yang rendah dan stabil, defisit fiskal yang terjaga, serta utang pemerintah yang rendah.
Ketahanan ekonomi Indonesia juga dinilai semakin baik dalam menghadapi gejolak eksternal, tercermin dari defisit transaksi berjalan yang rendah dan cadangan devisa yang besar. Selain itu, pembangunan infrastruktur menunjukkan kemajuan dan iklim investasi semakin membaik.
R&I juga mencatat, upaya pemerintah dalam meningkatkan penerimaan pajak antara lain melalui penguatan basis data perpajakan. "R&I meyakini bahwa kebijakan yang berfokus pada stabilitas makroekonomi dan rangkaian inisiatif reformasi struktural akan terus berlanjut di tengah berbagai agenda politik yaitu Pilkada 2018 serta Pemilihan Legislatif dan Pemilu Presiden 2019," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman.
R&I memandang tren pertumbuhan ekonomi diperkirakan terus berlanjut, inflasi akan berada di kisaran 3-4 persen didukung kebijakan moneter yang prudent, stabilitas sistem keuangan akan tetap terjaga, defisit transaksi neraca berjalan akan sedikit melebar pada kisaran 2 persen, dan defisit fiskal akan berada di bawah pagu yang ditetapkan sebesar 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Kenaikan Rating Ketiga Kali
Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, menambahkan perbaikan rating ke level BBB oleh R&I adalah ketiga kalinya setelah sebelumnya peningkatan rating oleh Fitch dan JCR. Hal ini semakin mengukuhkan keyakinan dunia internasional atas kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang semakin kuat.
“Pengakuan tersebut didukung oleh efektivitas kebijakan pemerintah dan otoritas dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta komitmen pemerintah dalam mengimplementasikan reformasi struktural,” ujarnya.
Menurut Agus, momen positif ini perlu dipertahankan bersama untuk memastikan terjaganya stabilitas perekonoman sehingga mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin kuat, berkelanjutan, dan inklusif.
Dalam kaitan ini, BI akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan termasuk menempuh langkah-langkah stabilisasi nilai tukar agar sesuai nilai fundamentalnya dan upaya pendalaman pasar keuangan untuk menjaga stabilitas perekonomian.
Sebelumnya Lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd (JCR) meningkatkan sovereign credit rating (SCR) Indonesia dari sebelumnya BBB- outlook positif menjadi BBB dengan outlook stabil pada 8 Februari 2018.
Tidak berbeda Fitch Ratings (Fitch) juga meningkatkan SCR Indonesia dari BBB- dengan outlook positif menjadi BBB dengan outlook stabil pada 20 Desember 2017. (K03/K09/AM)