Bareksa.com - Perusahaan penyedia jasa minyak dan gas PT Elnusa Tbk (ELSA), telah menggunakan sepertiga dari total belanja modal yang dianggarkan pada tahun ini. Dana yang bersumber dari kredit sindikasi tersebut diharapkan dapat mendorong kinerja keuangan semakin membaik pada tahun ini.
Elnusa mencatat dana belanja modal yang berhasil terserap sudah mencapai Rp200 miliar, dari total anggaran belanja modal tahun ini sebesar Rp600 miliar. Sumber dana tersebut berasal dari kredit sindikasi jangka panjang sebesar US$80 juta atau sekitar Rp1,1 triliun (kurs Rp13.746/US$).
“Sampai sekarang saja belanja modal sudah tercapai sekitar Rp200 miliar, sudah deal tinggal tunggu barangnya datang,” ucap Direktur Keuangan PT Elnusa Tbk Budi Rahardjo seperti dikutip Kontan.
Sebelum terserapnya dana pada tahun 2018 ini, ELSA juga sudah memiliki kontrak senilai Rp4 triliun. Rencananya,perusahaan penyedia jasa energi itu ingin mengantongi total kontrak Rp6 triliun hingga akhir 2018.
“Setiap tahun kami selalu siapkan strategi baru untuk meningkatkan pencapaian kami” tegas Budi kemudian.
Jika dilihat dari tahun sebelumnya, nilai belanja modal emiten yang berkode ELSA ini meningkat cukup signifikan. Anggaran belanja modal ini nantinya akan digunakan oleh Elnusa untuk membeli peralatan berteknologi terbaru untuk pekerjaan seismik, serta menambah armada mobil tangki, barges dan lain-lain.
Menelaah pencapaian laba bersih pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp247 miliar, Elnusa berharap bahwa perolehan laba bersih tahun ini bisa mencapai Rp300 miliar atau lebih. Oleh karena itu, Elnusa butuh pembiayaan untuk mendorong bisnisnya yakni menghadirkan total solution services untuk memberikan jasa yang lebih baik, lebih cepat serta lebih kompetitif.
Prospek saham ELSA
Saham ELSA yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia mendapat sentimen positif dari rilis laporan keuangan terbaru. Selain itu, afiliasi dari PT Pertamina (Persero) ini sudah mengantongi sejumlah kontrak dengan mitra strategis, yang otomatis akan berdampak baik bagi pertumbuhan ke depannya.
Kemudian sentimen yang lainnya adalah kenaikan harga minyak menjelang pertemuan OPEC dan produsen shale oil di AS. Pada hari ini, 6 Maret 2018, harga minyak WTI kontrak teraktif April 2018 naik 1,24 persen menjadi US$63,55 per barel. Dalam waktu yang sama, minyak Brent kontrak April 2018 meningkat 1,39 persen menuju US$67,31 per barel.
Namun, tertekannya harga minyak dalam jangka panjang dari level tertinggi di atas US$100 per barel hingga saat ini di kisaran US$60 per barel dapat menjadi sentimen negatif terhadap perseroan. Pasalnya, sebagian besar klien Elnusa adalah perusahaan minyak dan gas yang mendapatkan penghasilan dari penjualan minyak mentah.
Hingga penutupan perdagangan hari ini 6 Maret 2018, harga saham ELSA terpantau naik 2,8 persen ke Rp510 dan menjadikan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp3,72 triliun. Sepanjang tahun ini, saham ELSA sudah menguat 37 persen dibandingkan dengan level penutupan akhir tahun lalu di Rp372. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.