Bareksa.com – PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) membukukan laba bersih Rp38,7 miliar sepanjang 2017, turun 59,63 persen dari perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp95,88 miliar. Meski begitu, perseroan berencana membagikan dividen tahun ini.
Pendapatan Nusantara Infrastructure Rp744,34 miliar pada 2017, atau naik 8,21 persen dibandingkan perolehan 2016 senilai Rp95,88 miliar. Laba kotor perseroan sepanjang 2017 tercatat Rp517,23 miliar, atau lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya Rp485,31 miliar.
Sementara laba usaha perseroan Rp320,65 miliar, lebih rendah dibandingkan perolehan 2016 senilai Rp323,87 miliar. Tidak berbeda, laba sebelum pajak penghasilan pada 2017 senilai Rp159,07 miliar, atau turun 21,17 persen dari 2016 yang sebesar Rp201,8 miliar.
Menurunnya laba sebelum pajak tersebut dikontribusikan oleh berkurangnya penghasilan keuangan dan meningkatnya beban keuangan Nusantara Infrastructure.
Meski laba bersih anjlok signifikan, Nusantara Infrastructure tetap berencana membagikan dividen tahun ini.
Pekan lalu, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan telah menyetujui untuk melakukan perubahan anggaran dasar, sehubungan dengan penambahan ketentuan mengenai dividen interim ke dalam anggaran dasar dan akan membagikan dividen kepada para pemegang saham tahun ini.
Perseroan menyatakan telah melakukan aktivitas pembangunan di beberapa sektor infrastruktur seperti jalan tol, air, pelabuhan, energi dan manara telekomunikasi. Chief Operating Officer Nusantara infrastructure, Danni Hasan, mengungkapkan saat ini perseroan telah mendapat perhatian dan minat dari para strategic partner asing dalam hal mendanai ekspansi proyek yang menjadi rencana perseroan.
Berbagai pengembangan proyek yang menjadi fokus perseroan yakni di sektor bisnis unit tol, air dan energi. Salah satu proyek yang sudah dimulai adalah pembangunan Jalan Tol Layang AP Pettarani di Makassar sepanjang 4,3 kilometer.
Untuk mendanai proyek-proyek itu, perseroan telah mendapat dukungan dari berbagai bank, baik lokal maupun internasional. Manajemen juga mengusulkan untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) guna mengembangkan ekspansi bisnis Nusantara Infrastructure ke depan.
Melalui RUPSLB tersebut, perseroan telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham untuk melangsungkan penambahan modal tanpa HMETD. Aksi korporasi ini adalah salah satu strategi bisnis yang dilakukan untuk memperkuat posisi keuangan perseroan, di berbagai sektor bisnisnya. (AM)