Bareksa.com – Sejumlah harga saham induk usaha milik Grup MNC menarik untuk diperhatikan. Meski pasar modal Indonesia terus bertumbuh dengan Indeks Harga Saham Gabungan naik 21,4 persen dalam tiga tahun, kapitalisasi saham dalam konglomerasi yang dimiliki oleh taipan Hary Tanoesoedibjo ini menyusut tajam
Sejumlah perusahaan Grup MNC melantai di Bursa Efek Indonesia dengan tiga entitas utama yang bertindak sebagai holding dari sejumlah perusahaan lain. Holding yang pertama adalah PT Global Mediacom Tbk (BMTR) yang menaungi bisnis media, lalu PT MNC Land Tbk (KPIG) sebagai induk usaha properti dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) induk atas bisnis keungan Grup MNC .
Dalam tiga tahun terakhir, Harga saham BMTR anjlok paling dalam hingga 69,8 persen ke level Rp615 per saham pada 23 Februari 2018 dari sebelumnya Rp2.015 per saham pada akhir Februari 2015
Dalam periode yang sama, harga saham KPIG juga turun 6,05 persen menjadi Rp1.320 dari sebelumnya Rp1.405 per saham.
Namun sebaliknya, saham BCAP justru berhasil bertahan dan menguat hingga 15,67 persen menjadi Rp1.550 dari sebelumnya Rp1.340 per saham.
Kinerja Saham BMTR, KPIG dan BCAP (2015-2018)
Sumber: Bareksa.com
Nilai Kapitalisasi Pasar Saham
Anjloknya harga saham jelas menekan nilai kapitalisasi pasar (market cap) saham tiga induk usaha dari sejumlah perusahaan Grup MNC ini.
Per 26 Februari 2018, nilai kapitalisasi pasar saham BMTR hanya tersisa Rp8,9 triliun dari sebelumnya Rp29,3 triliun di akhir Februari 2015. Dengan begitu, saham BMTR anjlok hingga Rp20,4 triliun
Setali tiga uang, nilai kapitalisasi pasar saham KPIG menyusut menjadi Rp9,7 triliun dari sebelumnya Rp10,3 triliun.
Market Cap Saham BMTR, KPIG dan BCAP
Sumber: Data diolah Bareksa
Sementara itu nilai kapitalisasi saham BCAP kini naik menjadi Rp8,42 triliun dari sebelumnya hanya Rp7,3 triliun.
Ketika dimintai konfirmasi, hingga berita ini diturunkan manajemen Grup MNC belum memberikan tanggapannya perihal penurunan nilai kapitalisasi pasar saham BMTR dan KPIG tersebut.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut