Membandingkan Pergerakan Empat Saham Anggota Baru LQ45, Siapa Terkuat?

Bareksa • 26 Feb 2018

an image
Seorang karyawan melintas di depan monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup menguat 20 poin atau 0,3 persen dibanding penutupan kemarin. IHSG pun kembali mencetak rekor baru di level 6.680. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Empat saham itu adalah INDY, TPIA, TRAM, dan WSBP

Bareksa.com – Saham-saham anggota indeks LQ45 selalu menarik untuk disimak. Terutama bagi saham-saham yang menjadi anggota baru, tak terkecuali untuk periode Februari sampai Juli 2018 ini.

Pada 25 Januari 2018 lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan dan mengeluarkan empat saham dalam indeks LQ45. Dari daftar yang ada, empat saham anggota baru indeks LQ45 antara lain PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), dan PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).

Kini saham-saham anggota baru itu sudah genap satu bulan berada dalam daftar saham paling likuid. Lalu, bagaimana performa saham-saham tersebut hingga saat ini? Simak analisis Bareksa berikut ini :

Saham INDY

Saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp22 triliun ini dalam tren menurun sejak dinobatkan sebagai anggota baru indeks LQ45. Mengakhiri perdagangan tahun 2017 di level Rp3.060 dan terus melaju hingga Rp4.530 pada 25 Januari 2018 saat pengumuman anggota baru indeks LQ45, kini saham INDY terus mengalami penurunan.

Hingga 23 Februari 2018, saham INDY bertengger di level Rp4.270 atau turun 5,74 persen sejak bursa mengumumkan daftar baru saham LQ45.

Penurunan harga saham INDY juga diikuti dengan menurunnya volume dan nilai transaksinya. Terlihat dari transaksi perdagangan tiga hari terakhir, volume transaksi saham INDY hanya berkisar 117.886 lot dengan rata-rata nilai transaksi Rp50,66 miliar.

Bandingkan saja dengan rata-rata transaksi sepanjang 29 Desember 2017 sampai 25 Januari 2018 yang berkisar 295.485 lot dengan nilai Rp93,5 miliar.

Pergerakan Saham INDY 25 Januari – 23 Februari 2018

Sumber: Bareksa.com

Saham TPIA

Setali tiga uang, saham perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu ini juga dalam tren negatif. Bedanya, fluktuasi saham TPIA lebih tinggi ketimbang saham INDY. Ini terlihat dari pergerakkan perubahan harga sejak 25 Januari 2018 hingga 23 Februari 2018.

Berdasarkan catatan Bareksa, saat diumumkan masuk LQ45 saham TPIA ada di level Rp6.457, kemudian sempat turun hingga Rp5.925 pada 8 Februari 2018 sebelum akhirnya naik lagi ke Rp6.675 sehari kemudian, dan berakhir di Rp6.250 pada 23 Februari 2018.

Pada posisi perdagangan terakhir itu, maka saham TPIA sudah turun 3,47 persen dari posisi saat didapuk masuk LQ45 di Rp6.475.

Sebelum pengumuman masuk LQ45, saham TPIA sebenarnya juga bergerak turun dari Rp6.000 pada akhir 2017 menjadi Rp5.500 per 24 Januari 2018.

Saham TRAM

Saham TRAM adalah salah satu saham yang paling sering menjadi buruan investor terutama setelah perseroan mengumumkan diversifikasi usaha ke bisnis pertambangan batu bara. Pada akhir 2017, saham TRAM menutup tahun dengan berada di level Rp198.

Coba tengok saja grafik pergerakan saham TRAM. Sejak akhir 2017 itu, saham TRAM berfluktuasi dan terus merangkak naik meski beberapa kali tertekan aksi jual sehingga membuat harganya turun.

Sebelum diumumkan masuk LQ45, saham TRAM sejak akhir 2017 sampai 24 Februari 2018 telah naik 44,44 persen ke level Rp286.

Seiring dengan pengumuman masuk LQ45, saham TRAM melaju ke level Rp316 sampai akhirnya menyentuh level tertinggi baru Rp376 pada 23 Februari 2018.

Pergerakan Saham TRAM pada 29 Desember 2017 - 23 Februari 2018

Sumber: Bareksa.com

Sementara jika melihat pergerakannya sejak pengumuman masuk LQ45 sampai 23 Februari 2018, saham TRAM menjadi satu-satunya anggota baru yang harganya menguat. Dalam periode ini, saham TRAM mendapat tambahan penguatan 18,98 persen. Sehingga, sejak akhir tahun 2017, penguatan saham TRAM sudah mencapai 89,89 persen.

Saham WSBP

Saham anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) ini senasib dengan INDY dan TPIA. Sejak pengumuman masuk sebagai anggota baru LQ45, saham WSBP terus bergerak turun dari Rp494 menjadi Rp464.

Padahal sebelum pengumuman itu, saham WSBP dalam posisi merangkak naik dari posisi akhir 2017 di Rp408 menjadi Rp448 per 24 Januari 2018.

Dengan data ini, para investor boleh jadi masih akan terus melirik para anggota baru LQ45 ini. Terlebih, BEI akan kembali mengocok ulang para anggota LQ45 pada Juli mendatang.

Perbandingan Saham INDY, TPIA, TRAM, dan WSBP pada 25 Januari – 23 Februari 2018

 

Sumber: Bareksa.com