Bareksa.com - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatat, perolehan laba bersih hingga akhir 2017 sebesar Rp1,18 triliun. Nilai itu melonjak 49 persen dibandingkan Rp798 miliar di 2016.
Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono, menyatakan perolehan laba ditopang oleh pembiayaan yang mencapai Rp14,3 triliun, atau tumbuh 33,5 persen dari 2016. "Pencapaian ini juga melampaui target awal tahun yang ditetapkan sebelumnya yaitu Rp 13 triliun," ujar dia dalam keterangan tertulis, Jumat 23 Februari 2018.
Menurut Sudjono, pertumbuhan pembiayaan didukung oleh 342 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Provinsi Sumatera Utara hingga Papua. “Pertumbuhan ini adalah hasil dari strategi pemasaran yang tepat, perbaikan kinerja di seluruh wilayah operasional perusahaan, serta kondisi liduiditas perbankan yang baik, sehingga dapat menurunkan tingkat bunga pinjaman perusahaan,” ujarnya.
Dari seluruh pembiayaan yang disalurkan, pembiayaan mobil bekas memberikan kontribusi terbesar dengan persentase 70 persen, yang diikuti dengan pembiayaan sepeda motor bekas dan alat-alat berat (termasuk mesin-mesin) masing-masing 13 persen. Sedangkan sisanya diisi oleh pembiayaan mobil baru dan properti yang masing-masing memberikan kontribusi 2%.
Direktur Risiko BFI Finance, Sigit Hendra Gunawan, menjelaskan dari sisi rasio pembiayaan bermasalah (non performance financing/NPF) tercatat 0,95 persen, atau lebih rendah dari persentase rata-rata industri yang berkisar 2,96 persen.
“Kami mengimplementasikan strategi pengendalian risiko yang terintegrasi dari awal hingga akhir yang dimulai dari proses analisa kredit hingga manajemen penagihan yang efektif dan efisien,” kata dia.
Sigit juga menambahkan, perusahaan akan terus berfokus untuk menjaga NPF perusahaan di bawah 1,5 persen di masa-masa mendatang.
Direktur Bisnis BFI Finance, Sutadi, mengungkapkan untuk 2018 ini, BFI Finance memproyeksikan penyaluran pembiayaan dapat tumbuh sekitar 20 persen. Hal ini bisa terlaksana dengan memperluas jaringannya dengan membuka sekitar 40 outlet baru, berikut dengan peluncuran produk baru yaitu BFI Syariah di kuartal I 2018.
Laba WOM Finance
Laba melonjak juga dibukukan PT. Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF). Perseron membukukan laba bersih Rp181 miliar pada 2017 atau naik tiga kali lipat dari Rp60 miliar di 2016.
Direktur WOM Finance, Zacharia Susantadiredja, menyatakan peningkatan kinerja ini disebabkan oleh inisiatif-inisiatif perbaikan yang dilakukan. Di antaranya peningkatan kontribusi dari pembiayaan multiguna jasa (MotorKu dan MobilKu), kontribusi dari motor baru khususnya merek Honda dan Kawasaki.
"Selain itu, WOM Finance juga melakukan perbaikan strategi collection dan penerapan grading untuk memberikan kualitas pembiayaan yang semakin baik,"ujar dia.
Sampai dengan akhir Desember 2017, WOM Finance telah menyalurkan 465 ribu unit pembiayaan. Dari angka itu, pembiayaan masih didominasi oleh kendaraan sepeda motor baru sebanyak 241 ribu unit atau tumbuh 3 persen. Kemudian disusul dengan pembiayaan multiguna jasa MotorKu dan MobilKu sebesar 192 ribu unit atau naik 31 persen.
"Piutang pembiayaan yang dikelola perseroan naik 8 persen dari Rp 7,6 triliun di 2016 menjadi Rp8,1 triliun di 2017," ucap dia.
Dana perseroan di 2017 sebesar Rp6,3 triliun bersumber pinjaman bank Rp3,2 triliun dan obligasi Rp3,1 triliun. Jumlah itu naik 18 persen dibandingkan periode yang sama di 2016 sejumlah Rp5,3 triliun.
Zacharia mengungkapkan, perseroan mencatat aset Rp7,7 triliun pada 2017, atau naik 16 persen dari Rp6,7 triliun di 2016. Rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) gross dari 3,32 persen menjadi 2,17 persen.
"Dengan strategi bisnis yang telah kami tentukan, kami yakin pencapaian di tahun 2018 akan semakin membaik," ungkap dia. (K09/AM)