Berita Hari Ini: Laba BJB Naik 5 Persen, Pemegang Saham Setujui Right Issue META

Bareksa • 20 Feb 2018

an image
Press Conference Investment Partnership PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) dan PT Metro Pacific Investment Corporation di Jakarta

Transaksi Internet banking BBTN melonjak 108 persen, INDF ekspansi ke Brazil, WOMF bukukan pendapatan Rp2,15 triliun

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari berbagai media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa 20 Februari, 2018 :

PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR)

BJB mencatat kenaikan laba bersih pada periode 2017. Laba BJBR naik Rp58 miliar atau sekitar 5,02 persen jika dibandingkan periode yang sama di 2016.

Kenaikan laba tersebut tidak terlepas dari kenaikan pendapatan jadi Rp6,29 triliun dari sebelumnya Rp6,07 triliun. Penyaluran kredit non-UMKM perseroan pun tumbuh menjadi Rp57,46 triliun dari sebelumnya Rp55,42 triliun.

Sementara untuk kredit properti naik menjadi Rp5,07 triliun dari sebelumnya Rp4,44 triliun. Meski begitu, net interest margin (NIM) perseroan turun menjadi 6,76 persen dari sebelumnya 7,4 persen.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)

BTN mencatatkan kinerja positif untuk lini bisnis digital banking. Per Desember 2017, nilai transaksi menggunakan layanan SMS atau mobile banking Bank BTN melonjak 59,23 persen secara tahunan.

Lewat jaringan internet banking Bank BTN tercatat nilai transaksi melonjak hingga 108,47 persen secara tahunan per Desember 2017.

“Dengan kinerja tersebut, per Desember 2017, emiten bersandi saham BBTN ini mencatatkan pertumbuhan fee based income (FBI) dari digital banking mencapai Rp102,4 miliar atau naik 26,8 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp80,76 miliar,” kata Direktur Utama Bank BTN Maryono dalam keterangan tertulisnya.

Di sisi lain, BTN terus berupaya memacu pencapaian Program Satu Juta Rumah. Untuk mendukung kesuksesan Program Satu Juta Rumah, tahun ini perseroan membidik mampu menyediakan kredit perumahan untuk 750.000 unit rumah.

PT Nusantara Infrastructure Tbk (META)

Rencana penambahan modal PT Nusantara Infrastructure Tbk melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue mendapatkan restu dari para pemegang saham.

Deden Rochmawaty, General Manager Corporate Affairs Nusantara Infrastructure menjelaskan bahwa aksi korporasi yang ditempuh merupakan bagian dari upaya pengembangan bisnis. Dana yang didapatkan akan digunakan untuk keperluan ekspansi perseroan pada masa mendatang.

Dalam prospektus yang dipublikasikan perseroan sebelumnya, emiten berkode saham META tersebut berencana melepas 5 miliar lembar saham biasa atas nama Seri B. Nilai nominal untuk emisi tersebut Rp70 per lembar.

Saham baru yang diterbitkan dalam PUT II akan memberikan hak kepada para pemegang saham perseroan untuk membeli saham baru. Pelaksanaan penambahan modal dilakukan dengan memberikan HMETD tersebut tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal RUPSLB.

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF)

Perusahaan yang dikenal dengan sebutan WOM Finance ini berhasil mencatatkan pendapatan Rp2,15 triliun pada akhir tahun lalu.

Pencapaian itu tumbuh 11,75 persen dari tahun sebelumnya Rp1,93 triliun. Pendapatan tahun lalu disumbang dari pembiayaan konsumen Rp1,54 triliun, atau naik 17,3 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp1,32 triliun.

Selain itu, pendapatan administrasi juga meningkat 2,57 persen dari Rp326,89 miliar menjadi Rp335,31 miliar. Sedangkan pendapatan bunga dan pendapatan lain-lain justru menurun.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

Grup Salim memperkuat penetrasi bisnis di wilayah Brazil. Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri) yang merupakan anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membentuk sebuah perusahaan patungan di Negeri Samba tersebut.

IndoAgri melalui anak usahanya, IndoAgri Brazil bersama JF Investimentos S.A. sepakat membentuk perusahaan patungan, yakni Canapolis. IndoAgri Brazil dan JF masing-masing memiliki 50 persen saham perusahaan patungan tersebut.

Canapolis akan fokus pada produksi gula. Perusahaan ini sebelumnya sudah sempat mengakuisisi pabrik gula dengan kapasitas penggilingan tebu 1,8 juta ton. (AM)