Bareksa.com- Harga saham PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) kembali melonjak pasca terkena status tidak wajar oleh Bursa. Manajemen emiten produsen keramik ini pun memberikan tanggapan atas pertanyaan Bursa Efek Indonesia terhadap pergerakan harga sahamnya.
Hingga jeda siang ini, 15 Februari 2018, harga saham IKAI naik 5,8 persen ke level Rp294 dari Rp278 pada penutupan perdagangan kemarin. Peningkatan harga saham IKAI pada hari ini seiring dengan ramainya perdagangan yang terlihat dari volume transaksi saham mencapai 1,5 juta lot senilai Rp42,9 miliar.
Grafik: Pergerakan Harga Saham IKAI Intraday
Sumber: Bareksa.com
Saham ini pada perdagangan kemarin menjadi sorotan bursa karena melonjak tinggi dan bergerak di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA). Status UMA diberikan oleh Bursa kemarin seiring naiknya harga saham IKAI yang melonjak 144 persen dalam waktu dua minggu terakhir ke level Rp284 dari sebelumnya Rp116 pada 1 Februari. (Lihat Ini Data Historikal Pergerakan Saham IKAI Sejak Awal 2018)
Garfik: Pergerakan Harga Saham IKAI Selama Sebulan
Sumber: Bareksa.com
Kendati demikian, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Namun, pihak bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa.
Kemudian, investor diminta mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasinya, serta mengkaji kembali rencana aksi korporasi perusahaan tercatat, apabila rencananya belum mendapatkan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS). Pemodal juga harus mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari, sebelum mengambil keputusan investasi
Menanggapi naiknya harga saham yang sangat signifikan, perusahaan menyatakan dalam keterbukaan informasi Bursa bahwa tidak memiliki kejadian, informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi harga saham.
Perusahaan juga tidak mengalami perubahan pemegang saham. Komposisi pemegang saham masih tetap sama sejak penerbitan saham baru per 19 Januari 2018 dan tidak ada pemegang saham lainnya di atas 5 persen.
Lantas, apakah kinerja emiten ini mulai membaik, seiring lonjakan harga saham yang meningkat cukup signifikan?
Grafik: Pendapatan dan Laba IKAI
Sumber: Bareksa.com
Dari sisi keuangan, emiten ini masih berkinerja buruk. IKAI yang merupakan produsen keramik bermerek Essenza, dalam enam tahun terakhir selalu merugi. Pada tahun 2017, perusahan ini mengantongi kerugian sebesar Rp52,91 miliar. Kendati demikian, kerugian tahun lalu telah berkurang 63,6 persen jika dibandingkan pada 2016 sebesar Rp145,36 miliar.
Dari sisi pendapatan, perusahaan ini juga mencatat penurunan dalam tiga tahun terakhir. Intikeramik juga hanya mengantongi pendapatan Rp13,33 miliar sepanjang tahun 2017, lebih rendah 84 persen jika dibandingkan Rp83,77 miliar pada tahun 2016.
Penurunan tersebut terjadi pada beban pokok pendapatan perusahaan yang menjadi Rp42 miliar, turun 58,8 persen dari sebelumnya Rp102,6 miliar. Penurunan kinerja tersebut karena iklim investasi industri keramik di Indonesia dalam dua tahun terakhir ini cukup berat. Apalagi, harga gas sebagai bahan baku masih cukup tinggi.
Secara lebih rinci, biaya untuk gas mencapai Rp25 miliar, sekitar 46 persen dari pos biaya yang masih harus dibayar pada tahun 2017. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut