Debut Listing IPO, Saham BOSS Kena Auto Rejection Diborong Broker Tunggal

Bareksa • 15 Feb 2018

an image
Pekerja memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui layar monitor di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (26/1). Pergerakan IHSG pada penutupan akhir pekan terkoreksi tipis 0,16 poin di posisi 6.615,32. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Harga saham BOSS langsung melonjak ke Rp600, atau naik 50 persen dari harga penawaran perdana

Bareksa.com - Dalam debutnya hari ini 15 Februari 2018, harga saham PT Borneo Olah Sarana Tbk (BOSS) melonjak tajam hingga menyentuh batas tertinggi yang diperbolehkan di pasar reguler. Meskipun demikian, perdagangan saham emiten tambang batu bara ini terbilang sepi.

Pada pembukaan perdagangan hari ini pukul 9:00 WIB, harga saham BOSS langsung melonjak ke Rp600, atau naik 50 persen dibandingkan dengan harga penawarannya Rp400. Order di atas harga tersebut langsung terkena penolakan otomatis (auto rejection) karena sudah menyentuh batas persentase harian yang diperbolehkan.

Menariknya, hingga saat ini nilai transaksi saham BOSS hanya mencapai Rp22,2 juta saja dengan frekuensi sebanyak 8 kali. Adapun jumlah saham yang diperjualbelikan hanya 370 lot.

Hanya satu broker yang menjadi pembeli saham BOSS pada pagi ini, yakni Bosowa Sekuritas (SA) dengan nilai transaksi beli bersih Rp22,2 juta. SA terpantau memborong saham BOSS dari tujuh broker lainnya.

Adapun penjual terbesar saham BOSS adalah Victoria Sekuritas Indonesia (MI) yang tidak lain adalah penjamin pelaksana emisi (underwriter) untuk penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) ini sendiri. MI terpantau telah menjual bersih saham BOSS senilai Rp16,8 juta untuk 280 lot.

Berdasarkan prospektus, Borneo Sarana melepas 400 juta saham untuk meraup dana Rp160 miliar dalam IPO ini. Selain Victoria Sekuritas Indonesia, PT Mega Capital Sekuritas juga menjadi underwriter penawaran umum saham BOSS yang dilakukan pada 9 hingga 12 Februari 2018.

Dalam keterangannya, Perseroan berencana akan memanfaatkan dana dari hasi IPO tersebut untuk membiayai pembangunan infrastruktur pengangkutan batu bara (coal hauling) dan fasilitas pemuatan batubara (jetty). Dana tersebut akan dimasukkan dalam belanja modal (capital expenditure/ capex) perseroan tahun ini mencapai US$ 16 juta.

Sebagai informasi, Borneo Sarana adalah perusahaan yang memiliki laba bersih Rp20,8 miliar per kuartal III 2017 atau tumbuh signifikan dari rugi Rp14 miliar pada kuartal III 2016. Adapun pencapaian laba tersebut sejalan dengan peningkatan signifikan penjualan sebesar 131 persen menjadi Rp120,6 miliar dari periode sama tahun 2016 Rp52 miliar.

Borneo Sarana Sukses dahulu dikenal sebagai PT Megah Pratama Resources yang didirikan pada tahun 2011. Perusahaan tambang batu bara ini memiliki empat wilayah konsesi pertambangan batu bara melalui empat entitas anak yaitu PT Bangun Olahsarana Sukses (BOS), PT Pratama Bersama(PB), PT Energi Amzal Bersama (EAB) dan PT Pratama Buana Sentosa (PBS) dengan total area wilayah konsesi seluar 16.000 hektar.

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.