Analisa Teknikal Saham BBNI : Naik 5,23 Persen, Sinyal Penguatan Masih Terbuka

Bareksa • 08 Feb 2018

an image
Manajemen PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Kamis (2/11)

Pada Rabu, 7 Februari 2018, Saham BBNI ditutup melonjak 5,23 persen ke level Rp 9.550 per saham

Bareksa.com - Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) pada perdagangan Rabu, 7 Februari 2018, ditutup melonjak 5,23 persen ke level Rp 9.550 per saham. Saham BBNI ditransaksikan sebanyak 8.169 kali dengan nilai transaksi Rp319,04 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer saham BBNI antara lain Citigroup Sekuritas (CG) dengan nilai pembelian Rp57,67 miliar, kemudian CiptadanaSekuritas (KI) Rp49,45 miliar, dan Deutsche Sekuritas (DB) Rp44,23miliar.

Analisis Teknikal BBNI

Sumber : Bareksa

Berdasarkan analisis Bareksa, secara teknikal, candle saham BBNI pada perdagangan kemarin membentuk white marubozu dengan body yang besar. Kondisi tersebut menggambarkan sepanjang perdagangan kemarin saham ini bergerak di area positif hingga mampu berakhir di level tertinggi.

Selain itu, pola morning star juga menjadi sinyal kenaikan yang cukup kuat pada saham ini. Didukung oleh indikator volume yang terlihat mengalami peningkatan dengan disertai inflow asing sebesar Rp60,94 miliar menandakan adanya aksi beli yang besar pada saham BBNI.

Kemudian indikator relative strength index (RSI) juga terlihat mulai berbalik arah positif dan saat ini masih di sekitar area netral pada level 56. mengindikasikan sinyal kenaikan yang masih terbuka dengan target pada level psikologis di level Rp10.000 per saham.

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.