Bareksa.com - Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin, 5 Februari 2018 secara resmi telah merilis realisasi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2017.
Beberapa catatan penting selama kuartal IV 2017 antara lain :
• Harga komoditas migas dan non migas di pasar internasional secara umum mengalami kenaikan baik dilihat secara QoQ maupun YoY.
• Momentum pertumbuhan ekonomi global terus menunjukkan sinyal peningkatan di kuartal IV 2017.
• Ekonomi mitra dagang utama Indonesia masih tumbuh cukup baik, terutama Cina dan Amerika Serikat. Cina cenderung masih bergerak stagnan pada angka 6,8 persen di kuartal IV 2017, sama seperti kuartal III 2017. Sementara ekonomi AS mengalami peningkatan dari 2,3 persen di kuartal III 2017, menjadi 2,5 persen di kuartal IV 2017.
• Inflasi berada di angka 0,92 persen secara QoQ , dan 3,61 secara YoY.
• Realisasi belanja pemerintah Rp623,35 triliun (29,22 persen dari APBN 2017), naik dibandingkan kuartal empat tahun lalu Rp549 triliun (26,36 persen dari APBN 2016).
• Nilai ekspor Indonesia US$45,35 miliar, naik 4,5 persen secara QoQ dan 13,16 persen secara YoY.
• Nilai impor Indonesia US$44,41 miliar, naik 10,53 persen secara QoQ dan 20,15 persen secara YoY.
Ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2017 tercatat tumbuh 5,19 persen jika dibandingkan dengan kuartal IV 2016. Namun jika dilihat secara QoQ atau dibandingkan dengan kuartal III 2017 terjadi kontraksi atau melambat 1,7 persen.
Sumber : BPS
Sumber : BPS
Ekonomi Sepanjang 2017
Sepanjang tahun 2017 ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,07 persen, masih di bawah target pemerintah 5,2 persen. Namun jika diperhatikan dalam dua tahun terakhir ekonomi Indonesia mulai menunjukkan tren positif.
Sumber : BPS
Sumber : BPS
Sementara itu, struktur produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2017 menurut lapangan usaha didominasi oleh sektor industri yang sebesar 20,16 persen, kemudian pertanian (13,14 persen), dan perdagangan (13,01 persen).
Adapun sektor usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sepanjang 2017 dialami oleh sektor informasi dan komunikasi yang naik 9,81 persen, disusul jasa lainnya (8,66 persen), serta transportasi dan pergudangan (8,49 persen).
Sumber : BPS
PDB Berdasarkan Pengeluaran
Berdasarkan pengeluaran, struktur PDB Indonesia tahun 2017 masih didominasi konsumsi rumah tangga yang sebesar 56,13 persen, kemudian Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi (32,16 persen), dan ekspor (20,37 persen).
Adapun pertumbuhan tertinggi terjadi pada nilai ekspor (9,09 persen), disusul nilai impor (8,06 persen), dan konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga/LNPRT (6,91 persen).
Sementara itu konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,95 persen. Hal ini tampaknya menjadi salah satu penyebab target pertumbuhan ekonomi tidak tercapai, mengingat konsumsi rumah tangga memiliki porsi yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sumber : BPS
BPS mencatat perekonomian Indonesia di 2017 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp13.588,8 triliun. Selain itu angka PDB per kapita Indonesia tercatat mengalami kenaikan dari Rp47,96 juta pada 2016 menjadi Rp51,89 juta pada 2017.
Alhasil, secara umum ekonomi Indonesia sepanjang 2017 masih mengalami peningkatan cukup positif, baik dilihat dari sisi produksi yang mengalami pertumbuhan positif seperti pada sektor pertanian, pertambangan, konstruksi, transportasi, dan jasa keuangan.
Kemudian dari sisi pengeluaran pun juga terlihat masih bertumbuh positif baik pada konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, investasi, dan juga ekspor impor. (AM)