Berita / / Artikel

Gara-Gara Meikarta, Beban Iklan LPCK Capai Rp1,4 Triliun Per September 2017

• 03 Feb 2018

an image
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (tengah) memberikan sambutan disaksikan CEO Lippo Group James Riady (ketiga kiri), Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya (kanan), Dirjen Imigrasi Kemenkumham Ronie Sompie (kedua kiri) dan pejabat terkait pada peresmian penutupan atas (topping off) bangunan dua tower pertama Meikarta.

Padahal, berdasarkan laporan keuangan per Juni 2017, beban iklan masih Rp0

Bareksa.com -  Grup Lippo tidak main-main dalam menggarap megaproyek terbarunya kawasan Kota Baru Meikarta, di Cikarang, Bekasi. Hal ini tercermin dalam laporan keuangan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) per September 2017.

Dalam waktu tiga bulan, periode Juli-September 2017, beban iklan Lippo Cikarang melonjak hingga Rp1,4 triliun terdorong beban iklan dan pemasaran proyek Meikarta. Namun dalam pencatatan tersebut beban iklan tidak masuk dalam laba rugi tetapi masuk ke neraca dalam akun beban dibayar di muka.

Seperti tercantum dalam laporan keuangan per September 2017, disampaikan bahwa beban dibayar di muka melonjak hingga 34 kali lipat menjadi Rp 1,44 triliun dibandingkan hanya Rp43 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Beban dibayar di muka tersebut terdiri atas beban iklan sebesar Rp1,41 triliun, beban infarstruktur sebesar Rp19 miliar, beban sewa sebesar Rp1 miliar dan lain-lain sebesar Rp6,2 miliar. (Lihat Lippo Segera Tuntaskan Dua Tower Meikarta)

Bahkan jika dibandingkan lapoan tiga bulan sebelumnya, yakni kuartal kedua 2017, beban dibayar di muka Lippo Cikarang hanya mencapai Rp39 miliar, dengan beban iklan masih Rp0. Berarti beban iklan dan pemasaran proyek Meikarta baru digenjot Juli-September sebesar Rp1,41 triliun.

Dijelaskan pula dalam keterangan laporan keuangan bahwa beban iklan dan pemasaran dibayar di muka terutama merupakan beban iklan dan pemasaran proyek Meikarta. (Baca juga Lippo Bangun Meikarta Tanpa Libatkan Asing, Penjualan Diutamakan ke Individu WNI)

Sementara itu, menilik kinerja laba rugi, perusahaan properti ini mencatatkan penurunan keuntungan. Laba bersih Lippo Cikarang turun 10 persen menjadi Rp418 miliar untuk periode sembilan bulan 2017, dari sebelumnya Rp464 miliar. Padahal, dari sisi pendapatan, perseroan mencatatkan peningkatan tipis 2 persen menjadi Rp1,23 triliun dari sebelumnya Rp1,2 triliun.

Grafik: Pendpaatan dan Laba LPCK

Sumber: Bareksa.com

Sebelumnya Grup Lippo sudah mengumumkan penjualan Meikarta pada 2017 sudah mencapai 150 ribu unit pada awal November 2017. Maka, marketing sales (prapenjualan) akan menjadi potensi di masa yang akan datang bagi pendapatan secara akutansi Lippo Cikarang.

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), yang merupakan induk dari Lippo Cikarang, juga telah melaporkan prapenjualan Rp5,4 triliun hingga kuartal III 2017. Kontribusi prapenjualan paling besar berasal dari proyek Meikarta senilai Rp4,9 triliun atau menyumbang 90,7 persen dari total prapenjualan.

Dalam pembangunan Kota Baru Meikarta ini, Lippo menyiapkan dana sebesar Rp278 triliun. Mengenai hal ini, Direktur Lippo Karawaci, Danang Kemayan Jati mengatakan, perusahaannya tidak memiliki masalah dalam pembangunan Meikarta. (hm)

Tags: