Bareksa.com - Harga saham PT Bukit Sentul City Tbk (BKSL) melonjak pada perdagangan hari ini, 1 Februari 2018, melanjutkan tren peningkatan selama sepekan terakhir. Menariknya, di pasar negosiasi Bursa Efek Indonesia kemarin terjadi transaksi tutup sendiri (crossing) bernilai jumbo dengan harga dua kali lipat harga BKSL di pasar reguler.
Hingga pukul 10.20 WIB hari ini, harga saham emiten properti ini kembali meroket 21 persen menyentuh level Rp179 per saham dibandingkan level penutupan kemarin. Bila dihitung sejak 25 Januari 2018 hingga sekarang, saham ini sudah naik 33,5 persen.
Kemarin, di pasar negosiasi telah terjadi transaksi crossing saham BKSL senilai Rp1,174 triliun. Saat itu, sebanyak 33,5 juta lot saham BKSL diperjualbelikan pada harga rata-rata Rp350, lebih dari dua kali lipat harga penutupan kemarin Rp147 di pasar reguler.
Transaksi crossing kemarin melibatkan broker Anugerah Sekuritas (ID) sebagai pembeli saham BKSL, sementara NISP Sekuritas (RO) tercatat sebagai penjual saham BKSL. Adapun investor yang tercatat melakukan transaksi jual beli seluruhnya merupakan investor lokal.
Mengacu pada nilai kapitalisasi pasar (market cap) BKSL hari ini, crossing kemarin mencakup sekitar 10 persen market cap BKSL yang senilai Rp9,9 triliun. Adapun jumlah saham yang ditransaksikan itu sekitar 6,07 persen saham beredar dari BKSL.
Berdasarkan data Bursa, kepemilikan saham BKSL paling banyak dimiliki PT Sakti Generasi Perdana sebanyak 23,5 miliar lembar saham atau setara 42,5 persen. Kepemilikan terbesar lainnya dipegang Stella Isabella Djohan sebanyak 14,5 miliar lembar saham setara 26,41 persen dan sisanya dipegang oleh masyarakat sebanyak 17 miliar lembar saham atau setara 31,04 persen.
Grafik: Porsi Kepemilikan Saham BKSL
Sumber: Bursa, diolah Bareksa.com
Sementara itu, pada kuartal III 2017 BKSL berhasil mencetak kinerja positif. Perusahaan dalam periode sembilan bulan 2017, meraih Pendapatan Bersih sebesar Rp715,12 miliar, meningkat 49,56 persen dari Rp478,15 miliar pada periode sama tahun 2016.
Melonjaknya pendapatan ikut mengerek laba perusahaan menjadi sebesar Rp338,09 miliar, atau meningkat 17,83 persen dari Rp286,93 miliar sebelumnya. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.