Bareksa.com – Dua bank besar Indonesia bisa mencuri peluang untuk mengambil keuntungan dari rencana merger PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (BSMI). Dua bank tersebut adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Peluang mengambil keuntungan bagi BCA dan BNI dalam rencana merger BTPN dan BSMI, bukan tanpa sebab. Hal itu karena keduanya punya sedikit bagian kepemilikan saham pada BSMI.
Seperti tertuang dalam laporan keuangan BSMI per 30 September 2017, BCA menggenggam kepemilikan 1 persen, sementara BNI punya 0,52 persen. Dalam situs resmi BSMI, BCA mulai tercatat sebagai bagian pemegang saham sejak Februari 2011. Sementara BNI sudah berada pada BSMI sejak Maret 2004.
Gambar: Kepemilikan BSMI Sejak April 2001
Sumber: Situs perseroan
Adanya rencana merger antara BTPN dan BSMI tak hanya memberi peluang keuntungan bagi BCA dan BNI. Rencana tersebut tentu saja bisa menggerus kepemilikan BCA dan BNI jika keduanya tidak meningkatkan penyertaan modal. (Baca : BTPN Syariah Persiapkan IPO Saham Tahun Depan)
Namun Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja belum menentukan pilihan. “Kami baru dapat informasi tadi siang. Jadi belum sempat rapat direksi tentang hal tersebut (merger BTPN dan BSMI),” ungkap Jahja kepada Bareksa, Senin, 29 Januari 2018.
Sementara itu, pihak BNI belum ada yang memberikan respon. Hingga berita ini diturunkan, pesan singkat Bareska kepada Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dan Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo tak kunjung mendapat balasan. (Lihat : Minat Asing Kuasai Lebih dari 40 Persen Saham Bank di Indonesia Meningkat)
Yang jelas, rencana merger antara BTPN dan BSMI menjadi berita besar jelang tutup bulan pertama tahun ini. Terlebih, sejak kemarin hingga hari ini (Selasa, 30 Januari 2018), saham BTPN menjadi buruan para investor.
Grafik: Intraday Saham BTPN Hingga 11:39 WIB Perdagangan Selasa, 30 Januari 2018
Sumber: Bareksa.com
Setelah pada perdagangan kemarin naik 24,9 persen dalam sehari menjadi Rp3.260, pada perdagangan hari ini saham BTPN sempat menyentuh level tertinggi Rp4.070. Adapun total transaksi saham BTPN jelang penutupan sesi I sudah mencapai lebih dari Rp36 miliar dengan frekuensi 2.431 kali atas volume 91.295 lot. (hm)