Berita / / Artikel

Catat Rugi, Karyawan dan Pilot Garuda Minta Pengurangan Direksi ke Menteri BUMN

• 24 Jan 2018

an image
Sejumlah pilot maskapai Garuda Indonesia memberikan penghormatan terakhir kepada pesawat Boeing 747-400 di hangar 4 GMF, Tangerang, Banten, Senin (9/10). Garuda Indonesia secara resmi mempensiunkan pesawat Boeing 747-400 terakhir dengan nomor registrasi PK-GSH, setelah mengoperasikan pesawat tersebut sejak tahun 1994. (ANTARA FOTO/Fajrin R)

Saat ini direksi Garuda diisi sembilan orang dari sebelumnya hanya enam orang

Bareksa.com – Menyikapi kondisi operasional dan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Serikat Pekerja Garuda Indonesia Bersatu yang terdiri dari Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) dan Asosiasi Pilot Garuda menggelar konferensi pers pada hari ini dan meminta Menteri BUMN mengganti direksi dengan profesional dari internal perusahaan.

Mengutip IQplus, Ketua Umum Serikat Pekerja Garuda Indonesia (Sekarga) Ahmad Irfan dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, menilai terjadi pemborosan biaya karena jumlah direksi yang banyak. Saat ini direksi Garuda diisi sembilan orang dari sebelumnya hanya enam orang. (Baca : Air France KLM akan Borong 20 Persen, Saham GMFI Meroket 8,6 Persen)

"Kami meminta Menteri BUMN dan pemegang saham Garuda untuk mengevaluasi kinerja direksi saat ini dan melakukan pergantian direksi dengan mengutamakan direksi yang profesional yang berasal dari internal Garuda," kata Irfan.

Ia menilai dengan banyaknya jumlah direksi di bawah kepemimpinan Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury, mengakibatkan banyak kebijakan yang tumpang tindih. (Lihat : Berita Hari Ini: GIAA Siapkan Obligasi US$750 Juta, BBTN Targetkan Laba Naik 22%)

Menurut dia, dengan kinerja keuangan Garuda yang makin merosot tercatat kerugian sebesar US$207,5 juta pada Kuartal III 2017, penambahan direksi tersebut tidak sejalan dengan komitmen perusahaan dalam melakukan efisiensi.

Selain itu, posisi Direktur Kargo juga dinilai tidak memberi perubahan signifikan terhadap pendapatan, apalagi Garuda bukan perusahaan penerbangan khusus kargo. (Baca : GMFI Targetkan Pendapatan Tahun Depan Rp6,9 Triliun)

"Tadinya di 'airlines' ada Dirut, Direktur Teknik, Operasi, Komersial, Keuangan dan Personalia. Ini yang biasa ada di 'airlines' besar dunia. Garuda sudah rugi, nambah direksi," ungkapnya. (Lihat : Kementerian Targetkan Hanya 10 BUMN yang Merugi Tahun Ini)

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Asosiasi Pilot Garuda (APG) Bintang Hardiono menyampaikan keprihatinannya ketika maskapai penerbangan milik nasional tersebut mengalami penundaan "delay" berkali-kali, terutama saat puncak liburan (peak season). (AM) (Baca : Rugi Garuda di Kuartal III 2017 Bengkak 404,5 Persen jadi US$222 Juta, Kenapa?)

Tags: